Yang Sudah Diketahui dari Kasus Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang hingga Tewas

26 November 2024 8:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mayat. Foto: Skyward Kick Productions/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mayat. Foto: Skyward Kick Productions/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang siswa SMKN 4 Kota Semarang, Jawa Tengah, berinisial GRO (17 tahun), dilaporkan meninggal dunia akibat luka tembak. Diduga ia ditembak oknum polisi pada Sabtu malam (23/11).
ADVERTISEMENT
Informasi yang dihimpun kumparan, korban meninggal dunia pada Minggu siang (24/11). Ia sempat dirawat beberapa jam di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP dr Kariadi Semarang.
Pantauan kumparan di rumah duka atau rumah nenek-kakek korban di daerah Manyaran, Semarang Barat, terlihat ada papan lelayu dan kursi-kursi hijau untuk para pelayat. Jenazah korban telah dimakamkan di Kabupaten Sragen.
Salah satu kerabat korban, Umi, mengatakan korban meninggal dengan luka tembak.
"Betul (karena luka tembak). Tahu-tahu meninggal, saya bingung sendiri. Tepatnya jam 12.30 WIB saya mau pengajian, budenya yang telepon, tapi sudah dari Polrestabes beritanya, kurang jelas itu," ujar Umi saat dihubungi wartawan, Senin (25/11).
Umi mengaku, pihak keluarga belum mendapat informasi lebih lanjut terkait penyebab meninggalnya korban.
ADVERTISEMENT

3 Siswa Jadi Korban Penembakan

Ilustrasi penembakan. Foto: Shutter Stock
Waka Kesiswaan SMKN 4, Agus Riswantini, menyebut korban merupakan anak yang baik dan seorang anggota Paskibra yang baru saja menang lomba pasukan baris-berbaris di Akpol. Korban juga bukan siswa yang suka tawuran.
"Anaknya baik, mereka orang terpilih, mereka ikut ekstra, yang kita tahu Paskibra itu anak-anak pilihan," ujar Agus, Senin (25/11).
Staf kesiswaan SMKN 04, Nanang Agus, menambahkan ada 3 muridnya yang menjadi korban penembakan. Salah satunya GRO yang meninggal dunia.
"Iya menang, anggota paskibra. Tiga siswa, satu MD (meninggal dunia), dua selamat. Masih di rumah sakit belum bisa dikunjungi mentalnya belum siap. Kami belum bisa menemui dua anak selamat. Pihak keluarga belum mengizinkan siapa pun," sebut Nanang.
ADVERTISEMENT

Kapolres Semarang Sebut Korban Anggota Gangster

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menyebut siswa SMK yang menjadi korban penembakan adalah anggota gangster.
Irwan mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Minggu dini hari (24/11). Korban dan ketiga temannya yang tergabung dalam gangster Tanggul Pojok tawuran dengan gangster Seroja Allstar di Jalan Simongan.
Saat itu anggota Satres Narkoba yang baru pulang itu melintas di TKP di Jalan Simongan. Ia kemudian berniat melerai tawuran itu dengan memberikan tembakan peringatan.
"Ketika dua geng ini melakukan tawuran muncul anggota polisi, kemudian ada upaya melerai namun ternyata (terhadap) anggota polisi dilakukan penyerangan hingga (terhadap penyerang) dilakukan tindakan tegas. Anggota itu habis kerja, melakukan penyelidikan di kantor, perjalanan pulang melintas," kata Irwan kepada wartawan, Senin (25/11).
ADVERTISEMENT
Saat itu, korban terkena tembakan di bagian pinggul dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Irwan menyebut, yang menolong korban saat itu adalah merupakan anggota gangster lainnya.
"Yang tertembak korban kena pinggulnya. Satu catatan ketika dibawa rumah sakit yang menolong dari kelompok lawan, dari kelompok Seroja Plus. Makanya jam 10 pagi kan belum diketahui identitasnya, dari kelompok Seroja juga tidak mengenali," jelas dia.
Ia menyebut, ada sejumlah pelaku tawuran yang diamankan dalam peristiwa ini. Empat orang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Di Semarang Barat (TKP) kita lakukan pemeriksaan terhadap 12 anak yang terlibat, 4 di antaranya tersangka. Mereka dari dua kelompok berbeda geng Seroja dan Geng Tanggul Pojok, korban dari geng Tanggul Pojok. Dia bawa sajam, sudah kami amankan," sebut Irwan.
ADVERTISEMENT

Satpam Perumahan Tak Tahu Ada Tawuran

Ilustrasi Tawuran Macedonia. Foto: Reuters
Lokasi tawuran tempat korban ditembak disebut berada di depan kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat. Namun, satpam perumahan mewah itu mengaku tidak melihat adanya tawuran.
"Kalau malam Minggu tawuran enggak ada, adanya yang mau riding mau touring gitu. Tapi kalau ke arah pojok tanggul enggak tahu ya. Kalau sini enggak ada (tawuran)," ujar petugas yang enggan disebutkan namanya itu, Senin (26/11).
Perumahan Paramount memang biasa dijadikan patokan tempat berkumpul banyak orang lantaran lokasinya yang strategis dan besar.
"Iya (biasa buat ancer-ancer), biasanya kalau ada tawuran pasti kita buat laporan," jelas dia.