Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Minggu (21/4) Sri Lanka dihantam rangkaian ledakan yang menyebabkan lebih dari 200 orang tewas. Peristiwa itu merupakan insiden paling berdarah di Sri Lanka usai era perang saudara.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, berikut rangkaian fakta-fakta yang telah terungkap terkait ledakan di ibu kota Colombo:
Apa yang terjadi?
Insiden berdarah di Colombo bermula dari ledakan di sejumlah hotel yaitu The Cinnamon Grand pada pukul 08.30 pagi dilanjutkan ledakan di Shangri-la pada pukul 09.05 pagi.
Hampir bersamaan, tiga gereja yang sedang menggelar ibadah perayaan paskah, St Sebastian, St Anthony dan Zion dihantam ledakan.
Satu jam berselang, dua buah ledakan kembali terjadi di hotel di Colombo, diduga kuat aksi bom terakhir adalah serangan bunuh diri.
Siapa saja yang jadi korban?
Mayoritas korban tewas dan luka merupakan warga Nasrani. Sebagian besar korban berada di tiga gereja yang menjadi target bom, untuk menghadiri kebaktian Paskah.
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (21/4) malam, Pemerintah Sri Lanka mengumumkan korban jiwa mencapai 207 orang, sementara korban luka sebanyak 450 orang.
Kepolisian Sri Lanka mengatakan, sebanyak 35 korban jiwa adalah warga asing yang berasal dari Inggris, Belanda, Portugal, China, Amerika Serikat.
Jumlah korban jiwa warga asing hingga kini masih simpang siur. Menlu India Sushma Swaraj menyebut tiga orang warganya jadi korban jiwa kejadian di Sri Lanka.
Siapa yang melakukan?
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab. Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe juga masih bungkam soal pelaku.
Meski demikian kepolisian telah menahan delapan orang yang terduga terkait insiden itu.
Sebelum kejadian, masyarakat Kristen Sri Lanka mengeluhkan meningkatnya kekerasan terhadap warganya yang dilakukan kelompok Buddha radikal.
ADVERTISEMENT
Kantor Berita Prancis AFP menyatakan, dari dokumen resmi pemerintah Sri Lanka yang dilihatnya, 10 hari lalu kepolisian memperingatkan potensi terjadi serangan bom di beberapa gereja dan kantor Kedutaan India. Aksi itu diduga akan dilakukan kelompok Muslim radikal Thowheeth Jama'ath (NTJ).