Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8

ADVERTISEMENT
Myanmar berduka. Negeri ini porak poranda diguncang gempa berkekuatan 7,7 Magnitudo, pada Jumat (28/3).
ADVERTISEMENT
Data terbaru menyebut, lebih dari 1.600 orang tewas.
Pemerintah junta militer Myanmar pun minta bantuan ke komunitas internasional, hal yang jarang mereka lakukan. Bahkan, pasukan anti-junta militer juga menyerukan penghentian tembak menembak untuk membantu pemulihan masyarakat akibat gempa.
Berikut kumparan rangkum beberapa informasi terbaru terkait gempa Myanmar.
Korban Jiwa Gempa Myanmar Tembus 1.600 Jiwa
Dilansir AFP, Jumlah korban jiwa akibat gempa Myanmar tembus di angka 1.600, pada penghitungan yang dilakukan Sabtu (29/3). Jenazah-jenazah korban ini baru saja ditemukan para tim penyelamat yang mencari korban yang kebanyakan tertimbun reruntuhan bangunan.
Gempa ini begitu mematikan, karena terjadi dengan gempa susulan. Awalnya, ada gempa dangkal berkekuatan 7,7 magnitudo di Sesar Sagaing. Lalu beberapa menit kemudian diikuti gempa susulan berkekuatan 6,7 magnitudo.
ADVERTISEMENT
Kerusakan besar terjadi di kota Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dan dihuni lebih dari 1,7 juta jiwa.
Milisi Anti-Junta Militer Minta Gencatan Senjata 2 Minggu
Para milisi anti-junta militer Myanmar yang tergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat atau PDF meminta gencatan senjata selama 2 pekan. Keputusan ini diambil agar mereka bisa memfasilitasi operasi militer dan operasi kemanusiaan lainnya akibat gempa besar itu.
"Kita akan mengimplementasikan 2 minggu penghentian tembak menembak dan operasi militer ofensif, tapi tidak untuk operasi militer defensif, di area yang terdampak gempa, dimulai dari 30 Maret 2025," kata Kelompok anti-junta militer yang tergabung dalam Pemerintah Persatuan Nasional, dilansir AFP.
Sementara pemerintahan Myanmar di pengasingan mengatakan, mereka akan bekerja sama dan minta bantuan lembaga non-pemerintah (NGO) untuk membantu pemulihan Myanmar.
ADVERTISEMENT
"Kami akan berkolaborasi dengan PBB dan NGO, untuk memastikan keamanan, transportasi, dan pendirian kamp medis sementara di area yang kami kuasai," kata mereka lewat statement resmi.
Bantuan Internasional Mengalir Untuk Myanmar
Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing meminta bantuan dari dunia internasional untuk membantu negerinya yang porak poranda dihajar gempa.
Ini adalah suatu permintaan yang jarang terjadi, karena tekanan dunia internasional terhadap junta yang menyebabkan perang sipil di Myanmar.
Tapi, per Sabtu (29/3) beberapa negara telah mengirim bantuan. Tercatat China, Hong Kong, India dan beberapa negara lain telah mengirim bantuan.
China mengirim 82 petugas penyelamat dan bantuan senilai 1oo juta yuan, atau setara dengan U$D 13,8 juta dolar. Lalu Hong Kong memberangkatkan 51 personel ke Myanmar, lengkap dengan anjing pelacak dan perlengkapan medis seberat 9 ton.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa juga telah menggalang bantuan. Uni Eropa menggelontorkan bantuan sebesar 2,5 juta euro, sementara Trump telah berjanji untuk menolong pemerintahan junta ini.
Begitu pula dengan Irlandia dan Selandia Baru. Irlandia mengirim bantuan sebesar 6 juta euro, yang dibagi untuk Palang Merah
Internasional dan agensi PBB yang berkaitan dengan kebencanaan. Sementara Selandia Baru member Palang Merah Internasional dana sebesar NZ$ 2 juta dolar untuk membantu Myanmar.
Di kalangan ASEAN, tercatat baru Malaysia dan Filipina yang memberangkatkan tim ke Myanmar. Malaysia mengirim 49 petugas untuk misi pencarian dan penyelamatan, sementara Filipina menerjunkan 114 personel yang terdiri dari tim medis, pemadam kebakaran, dan sejumlah personel militer yang dijadwalkan tiba pada Selasa 1 April 2025.
Prabowo: Indonesia Siap Beri Dukungan yang Dibutuhkan
ADVERTISEMENT
Indonesia belum tercatat mengirim bantuan ke Myanmar. Tapi, presiden Prabowo Subianto telah siap mengirim bantuan ke negeri ini.
"Indonesia siap menyiapkan dukungan yang dibutuhkan untuk upaya pemulihan di wilayah yang terdampak," kata Prabowo dalam keterangannya di X, dikutip Sabtu (29/3).
Hal yang sama juga diungkapkan Kementerian Luar Negeri RI. Hal itu diungkapkan Kemlu dalam keterangannya di X.
"Indonesia siap memberikan dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan, terutama di daerah yang terdampak," kata Kemlu.