Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly meminta maaf kepada masyarakat Tanjung Priok atas ucapannya yang membandingkan tingkat kriminalitas Tanjung Priok dengan Menteng. Namun begitu, Yasonna menilai pernyataannya itu dipolitisir sebagian pihak sehingga menjadi polemik.
ADVERTISEMENT
Bahkan dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Imigrasi Kemenkumham, Yasonna menegaskan ada draf yang akan ia bacakan agar masyarakat tak lagi salah persepsi mengenai apa yang ia sampaikan.
"Ini ada draf konferensi pers, saya baca persis ini supaya jangan dipelintir-pelintir," kata Yasonna di kantornya, Rabu (22/1).
"Sebenarnya apa yang saya sampaikan itu kan penjelasan ilmiah, seharusnya ditanggapi secara ilmiah, bukan secara politik karena dipelintir-pelintir ada beda informasi yang disampaikan ke publik sehingga adanya perbedaan pendapat," sambungnya.
Apa yang Yasonna sampaikan sebetulnya ingin menyampaikan bahwa kejahatan itu merupakan produk sosial. Sehingga, ia mengimbau kepada masyarakat untuk ikut memperbaiki kondisi sosial tersebut.
"Bila pun merujuk pada tempat itu tidak dimaksudkan. Not intended to be that way, itu yang mau saya sampaikan. Tapi ada dari orang tertentu mungkin tidak memahami secara detail, tidak melihat secara utuh, bahkan saya turut merasakan," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Yasonna Laoly memberikan ilustrasi seorang anak yang lahir di Menteng dan Tanjung Priok lalu bertukar posisi. Yasonna menyebut anak yang lahir di Menteng pun bisa berpotensi melakukan kriminalitas ketika dibesarkan di Tanjung Priok.
“Berikan saya 2 orang anak. Satu anak lahir di Menteng, ibu kaya, ayah kaya. Berikan saya juga anak dari Tanjung Priok, lahir dari ibu pelacur, bapak preman, kasih ke saya,” ujar Yasonna, Kamis (16/1).
"Split them in years. Look at them who will be the criminal," sambungnya.
Pernyataan ini menimbulkan gejolak massa dari Tanjung Priok. Pada Rabu (22/1) ratusan massa mengepung Kemenkumham meminta Yasonna minta maaf.
Menanggapi itu, Yasonna pun menyampaikan permintaan maafnya. Ia mengatakan tak bermaksud menyinggung masyarakat Tanjung Priok.
ADVERTISEMENT
"Bahwa kemudian ternyata itu berkembang dengan penafsiran yang berbeda di media massa dan publik luas, sehingga saudara-saudaraku merasa tersinggung, maka saya menyampaikan permohonan maaf. Akan tetapi sekali lagi ingin saya sampaikan, saya sedikit pun tidak punya maksud itu," pungkasnya.