Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Yayasan Masjid Assalam Tak Lapor Balik Kasus Kericuhan Penolakan Ustaz Syafiq
23 Februari 2024 17:17 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pembina Masjid Assalam Purimas, Surabaya, Ibnu Arly, mengungkapkan, pihaknya tidak berniat untuk melaporkan balik atas insiden kericuhan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Bagi kami sih, kalau kami menganggap ini hanya kesalahpahaman saja, jadi kami tidak ada niat untuk melaporkan balik," ungkap Ibnu Arly saat ditemui di Masjid Assalam, Surabaya, Jumat (23/2).
Pihaknya juga tidak mengharapkan adanya kejadian kemarin malam yang berujung pemukulan.
"Tidak kami duga, itu hanya spontanitas saja, dan kami masih berpikir berbaik sangka saja, husnuzan. Banser saudara kita juga, umat Muslim juga yang sama-sama datang ke masjid juga, kan. Jadi kami ini tidak persoalan," ujar Ibnu Arly.
GP Ansor Melapor ke Polisi
Sebelumnya, GP Ansor Surabaya melaporkan dugaan penganiayaan dalam aksi menolak kehadiran Ustaz Syafiq Riza Basalamah di acara tablig akbar di Masjid Assalam Purimas, Surabaya, Kamis (22/2).
Mereka melaporkan jemaah Masjid Assalam yang terlibat kericuhan saat aksi penolakan ke Polrestabes Surabaya.
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono, membenarkan pihaknya mendapat laporan tersebut pada Jumat (23/2) dini hari.
"Betul (GP Ansor Surabaya melapor)," ujar Hendro kepada kumparan, Jumat (23/2).
Polisi saat ini masih mendalami laporan tersebut. "Ditangani secara profesional, objektif sebagaimana semestinya," ucapnya.
Terpisah, perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor Surabaya, Rafiqi Anjasmara, mengatakan laporan itu terkait kericuhan di Masjid Assalam Purimas, Kamis (22/2) malam. Menurutnya, anggota Banser dan Ansor dikeroyok.
"Sahabat-sahabat Banser dan Ansor ada di lokasi terkena pemukulan atau pengeroyokan," kata Rafiqi.
Rafiqi menerangkan, empat anggota Banser dari GP Ansor Surabaya telah menjalani visum sebagai bukti kekerasan.
Selain itu, pihaknya juga menyerahkan sejumlah alat bukti untuk bahan penyelidikan polisi.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya banyak, hanya saja yang kita visum empat orang. (Bukti) yang pertama karena ini pengeroyokan atau pemukulan ada laporan visum. Yang kedua, ada video bukti kejadian ataupun pemukulan. Yang ketiga ada saksi juga," terang Rafiqi.