Yenny Wahid Kritik PPN 12 Persen: Apakah Ini Bijak?

21 Desember 2024 23:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Haul ke-15 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Haul ke-15 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid menentang keputusan pemerintah Indonesia yang menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen pada tahun 2025. Menurutnya, hal itu akan membebankan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Justru saat ini ada rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai menjadi 12 persen. Apakah ini bijak?" kata Yenny di Haul ke-15 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Sabtu (21/12).
Yenny lalu membandingkan Indonesia dengam Vietnam dan Singapura yang gencar memberi bantuan tunai ke masyarakatnya dan menurunkan pajak.
"Indonesia justru mengambil langkah sebaliknya. Jika Gus Dur masih ada, saya yakin beliau akan berdiri bersama rakyat kecil dan mengatakan, hentikan rencana ini," ujar dia.
"Prioritaskan kesejahteraan rakyat bukan hanya angka-angka di atas kertas. Turunkan angka korupsi bukan malah rakyat yang harus dibebani," lanjut dia.
Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah, menghadiri dalam Haul ke-15 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Gus Dur, menurut Yenny, adalah sosok yang selalu menggunakan hati nuraninya untuk membela kaum yang terpinggirkan. Ia juga menyebut, Gus Dur memiliki nurani yang begitu tajam.
ADVERTISEMENT
"Dengan nuraninya itulah Gus Dur mampu melihat ketidakadilan, mampu mendengar jeritan hati rakyat kecil di tengah kebisingan kekuasaan," kata dia.
Keluarga Gus Dur menggelar Haul ke-15 Gus Dur. Kegiatan tersebut digelar di Jalan Warungsilah Nomor 10, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Sabtu (21/12).
Sejumlah tokoh seperti Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Ketua Umum PBNU Zulfa Mustofa, Mantan Menkopolhukam Mahfud MD, hingga Gubernur Terpilih Jakarta Pramono Anung hadir dalam kegiatan itu.
Adapun kegiatan itu mengangkat tema 'Menajamkan Nurani untuk Membela yang Lemah'. Tema itu diangkat karena sesuai dengan karakteristik Gus Dur yang acap kali membela kaum terpinggirkan semasa hidupnya.