Yenny Wahid Sebut Suara NU Ada di Semua Paslon: Kita Bersaing Sehat

25 November 2023 23:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bakal calon presiden Anies Baswedan (tengah), Ganjar Pranowo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) bergandengan tangan usai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/10/2023).  Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Bakal calon presiden Anies Baswedan (tengah), Ganjar Pranowo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) bergandengan tangan usai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/10/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid, mengakui suara Nahdlatul Ulama (NU) ada di setiap paslon capres-cawapres. Untuk itu, dia pun mengajak bersaing secara sehat.
ADVERTISEMENT
"Memang kalau pemilu kali ini suara NU tidak bisa utuh (di satu paslon) karena kita melihat tokoh NU ada di banyak di paslon, hampir semua paslon," kata Yenny ditemui di Ponpes Ibnu Hadi, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Sabtu (25/11) malam.
"Ya enggak apa-apa, ini kita bersaing secara sehat saja," katanya.
Lebih lanjut, putri Gus Dur itu mengaku tak ada strategi khusus. Menurutnya, yang terpenting adalah mengomunikasikan gagasan dari Ganjar-Mahfud agar sampai ke masyarakat.
"Strategi khusus tidak ada yang penting meyakinkan masyarakat berkomunikasi mengomunikasikan gagasan-gagasan dari paslon, termasuk mengomunikasikan gagasan paslon pada masyarakat, dan ya sudah berkampanye dengan baik berdasarkan semangat kompetisi yang fair dan adil," jelasnya.
Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid, saat ditemui di Ponpes Ibnu Hadi, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Sabtu (25/11) malam. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Di TPN, menurut Yenny, tak ada penugasan tetapi semangat yang dibawa adalah gotong royong. Dirinya pun mengambil alternatif ke pesantren dan bertemu santri.
ADVERTISEMENT
"Karena saya melihat di kalangan pesantren dan kalangan santri aspirasinya harus diperjuangkan karena itulah saya juga keliling-keliling untuk mendengarkan aspirasi dari kalangan ponpes," katanya.
Aspirasi-aspirasi ini ditampung untuk kemudian diperjuangkan.
"Aspirasi yang saya dapatkan misalnya bahwa perlu ada sentuhan-sentuhan kebijakan publik yang jelas-jelas menyasar ponpes dan kalangan umat Islam yang berbasis santri. Misalnya ada beasiswa lebih banyak lagi untuk santri. Lalu kemudian ijazah ma'had aly, ijazah dari pesantren itu diakui dan bisa untuk mendapatkan pekerjaan. Lalu ada pelatihan-pelatihan wirausaha untuk para santri misalnya," katanya.