Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Yerusalem Tegang, Pengunjung Bethlehem di Natal Tahun Ini Berkurang
24 Desember 2017 17:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya ketika Natal biasanya kota Bethlehem menjadi magnet bagi ribuan umat Kristiani dari seluruh dunia. Di kota yang diyakini Yesus lahir ini, Natal dirayakan khidmat dengan Misa tengah malam di Gereja Kelahiran.
ADVERTISEMENT
Namun kali ini berbeda. Bethlehem yang biasanya di akhir tahun ramai turis, kini hampir kosong, seperti diberitakan AFP, Minggu (24/12). Semua ini karena ketegangan antara Israel dan Palestina setelah Presiden Donald Trump pada 6 Desember lalu mengumumkan Yerusalem adalah ibu kota Israel.
Berbagai aksi demonstrasi yang berujung ricuh terjadi di dekat kota ini. Hal ini membuat para pengunjung ketakutan. Banyak yang akhirnya membatalkan perjalanan ke kota di selatan Yerusalem itu.
Uskup dari Patriark Latin di Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa, mengatakan puluhan kelompok wisata membatalkan kunjungannya ke kota tersebut karena takut. "Tentu saja itu [pengumuman Trump] memicu ketegangan di sekitar Yerusalem dan mengalihkan perhatian dari Natal," kata dia.
Namun apa pun yang terjadi, perayaan Natal tetap akan digelar. Misa di Gereja kelahiran tetap akan dilakukan. Parade tahunan di Bethlehem akan dilakukan di alun-alun Manger, di dekat titik yang diyakini Maria melahirkan Yesus.
ADVERTISEMENT
Hanya ada sekitar 50 ribu warga Kristen Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, namun turis yang datang dari seluruh dunia bisa sangat banyak. Israel menyadari hal itu dan bersiap untuk kedatangan banyak turis ke Yerusalem.
Kementerian Pariwisata Israel berharap ada peningkatan turis Kristen sekitar 20 persen dibanding Natal tahun lalu. Israel juga akan menyediakan shuttle bus dari Yerusalem ke Bethlehem bagi para turis yang ingin menghadiri Misa.
Israel juga menambah jumlah pasukan di Yerusalem dan perlintasan menuju Bethelehem.
Bethlehem terletak di Tepi Barat, sekitar 10 km dari Yerusalem. Tepi Barat diduduki oleh Israel sejak berakhirnya perang enam hari pada 1967. Menurut komunitas global, pendudukan tersebut ilegal karena melanggar perjanjian internasional.
Palestina dan komunitas internasional menganggap Yerusalem Timur adalah ibu kota Palestina, bukan Israel. Menurut Palestina, pengumuman Trump soal Yerusalem telah memisahkan kota tersebut dengan Bethlehem.
ADVERTISEMENT
"Pengumuman Trump memicu pemutusan ilegal antara kota suci Bethlehem dan Yerusalem, untuk pertama kalinya dalam 2.000 tahun kekristenan," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Menurut Abbas, Bethlehem adalah bagian dari Palestina yang tidak terpisahkan. Abbas menyerukan agar "umat Kristen dunia mendengarkan suara umat Kristen awal yang berada di Tanah Suci, yang menolak pengakuan AS bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel."