Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Tutupnya TPA Piyungan, Bantul, menyebabkan tumpukan sampah di sejumlah sudut Kota Yogyakarta. Tak hanya tumpukan sampah, aksi saling lempar sampah antara warga dengan petugas di truk sampah juga sempat terjadi di Kotagede, 1 Agustus 2023.
ADVERTISEMENT
TPA Piyungan ditutup sementara hingga 5 September 2023 karena lokasi zona existing TPA Regional Piyungan penuh dan melebihi kapasitas. Saat ini perluasan dilakukan di zona transisi 2.
Akibatnya, sampah tumpukan sampah ada di mana-mana.
Tumpukan sampah tampak di trotoar jalan KH Ahmad Dahlan, misalnya, sudah menggunung dan menimbulkan bau tak sedap.
Sementara itu, sampah sempat menggunung di Alun-alun Kidul atau Alun-alun Selatan.
"Semenjak TPA Piyungan tutup, banyak depo tutup jadi sampah numpuk," kata Omang salah satu warga Kota Yogyakarta, Rabu (2/8).
Tumpukan sampah di Jalan KH Ahmad Dahlan, juga di Demangan, sudah mengkhawatirkan.
Bagaimana Langkah Ke Depan?
TPA Piyungan selama ini menjadi tumpuan sampah di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Tiap harinya ada sekitar 800 ton sampah yang masuk TPA Piyungan. Inilah yang membuat TPA Piyungan penuh.
ADVERTISEMENT
"Sesuai dengan arahan pak gubernur ini harus dikelola di tingkat kabupaten karena memang undang-undang mengatakan begitu Perda kita 3 2013 itu juga begitu. Jadi ya nanti yang TPA yang Piyungan itu nanti residu dan bersifat regional. Kita mendorong kabupaten kota mengurangi sampahnya yang masuk," kata Kepala DLH DIY Kuncoro Cahyo Aji ditemui di Kepatihan Pemda DIY, Rabu (2/8).
Kuncoro mengatakan ke depan selain akan memasukkan teknologi, pengelolaan sampah akan dimulai di tingkat desa atau kelurahan.
"Masyarakat mau tidak mau harus mempunyai tingkat partisipasi untuk memilah dari dapur pindah ke depan pintu masing-masing rumah," katanya.
"Di depan pintu itu nanti kami bantu ke TPS3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang (baru ada) 10 desa itu adalah TPS3R yang aktif. Hampir bisa dikerjakan di situ. Untuk mengaktifkan akan ada beberapa bantuan untuk alat transportasi kemudian pengelola sampah di TPS3R itu. Harapannya itu mengurangi sampah yang ke TPA Piyungan," katanya.
ADVERTISEMENT
Pemda DIY mendorong manajemen terpadu dan terintegrasi dalam pengelolaan sampah. Langkah ini perlu dilakukan mengingat zona transisi 2 TPA Piyungan hanya bisa bertahan sampai Maret 2024.
"Saat ini ada bank sampah, ada penggerobak, ada pemulung mesti kita lakukan secara bersama-sama. Tapi itu kembali lagi di tingkat kelurahan bagaimana masyarakat di tingkat kalurahan bisa mempunyai inisiatif dan melakukan itu secara terpadu," jelasnya.
Kata Sri Sultan
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X angkat bicara soal penutupan sementara TPA Piyungan. Sultan mengatakan dengan penutupan sementara TPA Piyungan ini maka "memaksa" kabupaten kota untuk mengelola sampah.
"Kalau sekarang ini kan masalahnya kalau tidak dipaksa kabupaten itu kan tidak jalan. Jadi memang ditutup (TPA Piyungan), dipaksa. Kami sudah memberikan izin untuk tanah (kas) desa untuk untuk berproses sampah tapi tidak digawe (dibuat). Sudah 2 tahun yang lalu. Baru 4 bulan yang lalu begitu kami kasih surat tak tutup grobyakan (panik)," kata Sultan, Senin 31/7) lalu.
ADVERTISEMENT
Sultan menjelaskan jika pengelolaan sampah merupakan wewenang tingkat kabupaten. Sementara provinsi bersifat memfasilitasi saja. "Dan memang bunyi undang-undang sampah itu wewenang kabupaten kita kan memfasilitasi saja," katanya.
Pengelolaan Sampah Yogya, Sleman, dan Bantul Saat Ini
Sekda DIY Beny Suharsono menjelaskan saat TPA Piyungan ditutup sementara pengelolaan sampah di kabupaten kota telah diatur.
TPA Piyungan dibuka terbatas untuk sampah dadi Kota Yogyakarta. Kapasitasnya pun dibatasi maksimal 100 ton per hari.
"Rapat sore hari ini apabila volume sampah di Kota Yogyakarta 100 ton per hari bisa kita geser ke (zona) transisi 1 (Piyungan) yang memang sudah ada celahnya sekitar 10 persen," kata Sekda DIY Beny Suharsono di kantornya.
Sementara 2 wilayah lain yang selama ini bertumpu di TPA Piyungan yaitu Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul juga diberlakukan kebijakan yang lain.
ADVERTISEMENT
Untuk Sleman, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) memerintahkan Pemkab Sleman untuk mengelola sampah di TPST Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Sementara Kabupaten Bantul bisa mengelola sampah secara terdesentralisasi.
"Bagaimana Bantul, Bantul dengan lokasi yang memadai bisa mengelola sampah secara terdesentralisasi," katanya.
210 Ton Sampah Kota Yogyakarta
Sementara itu, sampah di Kota Yogyakarta mencapai 210 ton per hari. Pemkot Yogya juga telah menyiapkan strategi.
"Sekarang hariannya (sampah) mencapai 210 ton per hari. Ini sudah menurun dari tahun 2022 dari 300 ton per hari menjadi 210 ton," kata Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo di kantornya, Selasa (25/7).
Singgih mengatakan Pemkot Yogya mempunyai TPST 3R di Nitikan. Lokasi tersebut akan digenjot untuk bisa mengolah sampah dari 10 ton menjadi 20 ton tiap harinya. Selain itu, Pemkot Yogya menyiapkan 3 lahan lagi yang tidak disebutkan lokasinya.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada 3 lokasi yang kita siapkan dan 4 termasuk di Nitikan, 4 lokasi ini kita siapkan untuk menangani sampah sementara yang sampai dengan 40 hari ini," katanya.
Gunungan Sampah di TPA Piyungan
Pantauan kumparan 27 Juli 2023 di TPA Piyungan tampak tak ada aktivitas truk-truk pengangkut sampah. Mayoritas pemulung pun tak berkegiatan.
Sekda DIY Beny Suharsono menjelaskan daya tampung harian TPA Piyungan adalah 650 sampai 700 ton saja. Namun, sampah yang masuk jauh lebih banyak.
"Total seluruhnya ada 800 ton per hari (sampah dari Kota Yogya, Sleman, dan Bantul)," kata Beny.
Saat ini, gunungan sampah di Piyungan pun sudah mencapai 100 meter lebih. Volumenya kemungkinan sudah jutaan kubik.
"Volumenya jutaan meter kubik mungkin yang Zona A dan Zona B sudah penuh. Tingginya 140 meter," katanya.
ADVERTISEMENT
Ketinggian sudah tidak memungkinkan jika runtuh maka akan menjadi bencana baru. Maka dari itu TPA Piyungan perlu ditutup sementara demi kelancaran perluasan dengan membangun zona transisi 2.
"Itu sangat besar lagi risikonya makanya kami mempercepat transisi 2. Kalau transisi 1 sudah selesai," katanya.
Zona Transisi 2 ditargetkan selesai pada Oktober 2023 mendatang. Zona ini diprediksi bisa menampung sampah hingga Maret 2024.