Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Yudo Andreawan: Terobsesi dengan Dokter Gigi, Ngamuk, Berakhir Diciduk
15 April 2023 9:00 WIB
·
waktu baca 8 menitADVERTISEMENT
Yudo Andreawan terlibat keributan di Stasiun Manggarai, Jaksel, pada 11 April pagi. Video keributan yang dipicu senggolan dengan orang lain itu viral, bahkan menjadi trending topic Twitter.
ADVERTISEMENT
Yudo mengaku menyesal karena bikin ribut di stasiun dan melakukan tindakan yang bikin heboh.
"Saya menyesali atas perbuatan saya yang di Manggarai, itu memang out of control saya. Waktu itu saya lagi capek dan kurang tidur terus saya disenggol," kata dia, Kamis (13/4).
Yudo menyebut, semuanya salah orang yang menyenggolnya itu. Pria itu juga sempat memukulnya.
"Saya, kan, kalau mau masuk peron di pinggir, memberikan penumpang keluar turun. Posisinya di Manggarai peron 7, bawahnya kurang memadai mengarah ke Sudirman. Saya enggak jadi naik karena orang tadi," jelas pria 33 tahun ini.
"Orang itu turun dari kereta terus resting hand tapi di depan, istirahat di tempat gitu. Posisinya lari di dalam, terus nyenggol saya. Dia ninju atau memukul lengan kanan saya," sambung dia yang mengaku lulusan S2 FH Universitas Indonesia itu.
ADVERTISEMENT
"Saya kaget dong dipukul tiba-tiba, lalu teriak 'woi, jangan kabur'. Aku kejar dia, awalnya mau mukul juga. "Tolong Pak dia pukulin saya," saya bilang petugas," imbuhnya.
Yudo menjelaskan, petugas kebingungan dan pria yang ia maksud itu lolos dan naik kereta ke arah Bogor.
"Dan saya terekam naik itu saya ngejar karena saya dipukul. Malah yang pukul saya malah enggak ditahan," katanya.
Sedang Berobat ke Psikiater
Isu yang beredar Yudo Andreawan ini punya masalah psikologis. Ia pun mengamini hal tersebut.
"Saya sudah berobat jalan dengan psikiater profesional RS TNI AL, sekarang praktik di RS Bintaro. Dari bulan November (2022) sedang konsultasi dari FKUI," katanya.
"Saya sering konsultasi lewat dia," kata Yudo sembari menjelaskan akar masalah psikis yang dia alami.
Cerita Saksi soal Insiden Yudo Andreawan di Manggarai
ADVERTISEMENT
Sasa begitu kaget saat baru turun di Stasiun Manggarai, keributan terjadi. Semua berawal dari senggolan dua pria dewasa. Salah satunya melibatkan Yudo Andreawan, yang belakangan viral.
"Saya turun dari Stasiun Cikarang - Kampung Bandan via Manggarai. Kemungkinan dia naik kereta itu juga, karena awalnya dia di bawah dulu. Di tempat orang turun dari Stasiun Bekasi. Terus ya namanya pagi-pagi Manggarai itu rame ya, terus dia ngerasa disenggol sama penumpang lain," kata Sasa.
"Padahal namanya juga Manggarai, desek-desekan itu mah biasa," sambungnya.
Menurutnya, fenomena seperti itu lazim di Stasiun Manggarai pada jam sibuk, baik pagi maupun sore hari. Sesuai keterangan Yudo sebelumnya, ia memang tak terima disenggol.
"Banyak kok yang sandalnya aja copot-copotan. Terus dia langsung teriak dan bikin rusuh. Dia naik ke eskalator nyusul si penumpang yang katanya nyenggol dia itu, sambil teriak-teriak," jelas Sasa.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di Lantai 2 Stasiun Manggarai, Yudo ditahan petugas dan satpam KAI. Di situ pria berkacamata tersebut makin menunjukkan amarahnya.
"Di lantai 2, dia ditahan sama petugas dan satpam KAI sambil dilihatin orang-orang. Di situ aku sama beberapa orang lainnya ada yang ikut merekam kejadian. Cuma karena aku buru-buru kerja, jadi enggak begitu lama recordnya. Dia ngacungin jari tengah sambil ngomong kasar ngeliatin orang-orang sekitarnya," tutur dia.
"Aku sampe di stasiun sekitar jam 8.15 an.. Wah lumayan ada kali 15 menitan dia 'tantrum'," imbuhnya.
Yudo Andreawan Bicara soal Tudingan Ngamuk di Klinik dan Cinta Dokter Gigi
Yudo Andreawan ternyata tak hanya pernah bikin keributan di Stasiun Manggarai. Ceritanya soal 'ngamuk' di sebuah klinik dokter gigi pun viral di Twitter.
Yudo pun mengakui hal itu. Dia bercerita, semua karena urusan percintaan. Ia terhadap seorang perempuan yang juga dokter gigi. Yudo mengetahuinya sejak SMP di Bontang, Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
"Saya kan tahu (dokter gigi itu) pas SMP, waktu itu saya punya band. Saya punya teman namanya Bilal, dia temennya dokter itu. Saya sering lihatlah karena sering lihat latihan. Dan saya lihat oh cantik dan dia enggak mungkin tahu, saya cupu," kata Yudo.
"Setelah itu saya loss contact, SMA saya enggak kontakan. Lulus SMA dia di ke pendidikan dokter gigi saya ke Jogja ambil hukum," sambungnya.
Singkat cerita Yudo dan wanita pujaannya itu los contact sampai lulus kuliah. Perempuan itu menjadi dokter gigi. Di saat kesepian, Yudo berusaha mencari tahu soal dia via media sosial.
"Saya saat itu lagi galau, saya kok tiap hari kerja sampai tengah malam kok enggak ada teman siapa yang saya ajak ngobrol. Terus karena saya cari cari enggak ada, oh saya berpikir inilah waktunya saya butuh pasangan. Saya cari di IG teman saya yang belum menikah. Ketemulah si dokter gigi ini, aku kontaklah dia," jelas dia.
ADVERTISEMENT
"Intinya aku mau ketemu segala macam mau ngobrol, kalau boleh aku mau deketin lebih serius. Awalnya enggak direspons wajar saja karena lost contact," sambungnya.
Akui Ngamuk di Klinik
Yudo Andreawan lalu mengetahui informasi tempat dokter gigi itu praktik. Tak lama kemudian, ia berupaya datang dan ingin bertemu dengan cara ingin konsultasi dan scalling gigi.
"Karena aku tahu kerja dia di mana berkat skillku sebagai pengacara kan gampang cari orang. Oh dia kerja di klinik di Kebayoran Baru. Aku buat reservasi dulu dan ingin scalling gigi. Karena ada sesuatu di Bontang, saya reschedule minggu depan. Nah kejadian ngamuk (di klinik) itu minggu depannya," katanya.
"Jadi saya ketemu itu tiba-tiba ketakutan. Mungkin karena di-DM itu dia bilang serius mau deketin, mau ajak nikah dan sebagainya. Harusnya dia nangani saya sebagai klien dokter gigi saya enggak dilayani dengan alasan sudah resign. Saya enggak terima dong, sejak kapan dikasih tahunya dadakan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Di situlah ia ngamuk. Barang-barang klinik dibanting. Pegawai di sana pun berusaha menenangkan.
"Saya cek kan reservasi jadwalnya ada. Pokoknya pegawai klinik ngomongnya gitu, aku ngamuk aku banting barangnya. Terus aku bilang aku mau nomor dokter itu, aku mau ngobrol sebentar saja. Enggak dikasih dengan alasan SOP. Jangan ngomong SOP lah aku kan S2 hukum, enggak mungkinlah. Aku sudah ngomong aku teman SMP-nya. Petugas balikin balikin, kalau teman SMP punya dong nomornya," urai dia.
"Udah gitu aku mangkel ambil barang, aku banting banting aja. Kasih enggak nomor hapenya, aku banting banting barang. Enggak dikasih aku makin ngamuk akhirnya mereka panggil polisi depan diajak ngobrol baik baik. Aku jelasin, aku di sini mau scalling sama dokter itu. Semacam wanprestasi dia takut enggak mau ketemu tapi enggak ada yang ngomong dia takut, dia mau resign," imbuh Yudo.
ADVERTISEMENT
Sempat Diamankan Polisi
Yudo pun mengakui sempat diamankan di kantor polisi. Polisi pun melontarkan pertanyaan.
"Kata polisi, kamu tujuannya ngapain ngamuk buat minta nomor sampai ngamuk. Dia nanya lewat Instagram. Karena dia tahu saya serius mau deketin pengin jadi calon istri Setelah aku ngamuk kan aku dibawa ke kantor polisi, ya diamankanlah dan diajak ngobrol. Ya malamnya langsung pulang saja, dijemput saya. Polisi nanya kenapa ngamuk, saya bilang saya enggak dikasih nomornya," tutur dia.
"Sesimpel itu saya ngamuk. Kamu cinta sama orang kok begini banget, kataku namanya cinta mati kok. Kata polisi malu-maluin aja," sambungnya.
"Udah ganti rugi, damai, dan tanda tangan meterai dan akhirnya sama sama damai aja," tutup Yudo Andreawan.
Polisi Tangkap Yudo Andreawan
Polda Metro Jaya menangkap Yudo Andreawan. Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Yuliansyah menjelaskan, Yudo ditangkap pada Jumat (14/4) dini hari di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Ya betul. Kami amankan sekitar pukul 02.00 dini hari tadi," ujar Yuliansyah.
Yudo Andreawan Ditangkap Karena Aniaya Orang di Mal Kawasan Tanah Abang
Yudo Andreawan ditangkap usai dilaporkan oleh seseorang atas dugaan tindak pidana penganiayaan.
"Ya, jadi di bulan 1 (Januari) memang sudah ada laporan juga terkait (Pasal) 335/351," ujar Yuliansyah.
Yuliansyah menjelaskan, aksi penganiayaan itu terjadi sekitar Januari 2023 lalu di salah satu mal di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dia belum menjelaskan secara rinci apa yang terjadi antara korban dan Yudo.
Namun dalam laporan polisi yang dilayangkan, korban mengaku mengalami sejumlah tindakan penganiayaan.
"Ditampar, ditendang, dicakar, dilempar gelas, diludahin. (Korban) berdua," katanya.
Yudo Andreawan Jadi Tersangka Penganiayaan
Polda Metro Jaya menetapkan Yudo Andreawan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan.
Yuliansyah menjelaskan, Yudo dijerat dengan Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan.
ADVERTISEMENT
Bunyi Pasal 351 KUHP:
Namun demikian, Yuliansyah masih menunggu hasil observasi dokter untuk menentukan apakah Yudo bisa ditahan atau tidak.
"Observasi itu untuk tentukan yang bersangkutan bisa kita tahan atau harus dirawat oleh dokter dulu," kaya dia.
Yudo Andreawan Ngaku Punya Mental Disorder, Polisi Tunggu Observasi Dokter
Kompol Yuliansyah menjelaskan, Yudo mengaku kepada pihaknya memiliki penyakit mental disorder.
"Hasil komunikasi kami dengan pelaku menyampaikan bahwa yang bersangkutan adalah menderita mental disosder," ujar Yuliansyah.
Yuliansyah menjelaskan, mental disorder merupakan suatu penyakit yang menyebabkan seseorang bertindak di luar kesadaran dalam kondisi tertentu.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut WHO, gangguan mental jenis ditandai dengan gangguan yang signifikan secara klinis pada kognisi, pengaturan emosi, atau perilaku seseorang. Hal ini biasanya terkait dengan tekanan atau gangguan pada area fungsi yang penting.
Namun demikian, hal ini baru berdasarkan keterangan dari Yudo. Yuliansyah mengaku masih perlu melakukan pendalaman lebih lanjut untuk membuktikannya.
"Tapi nanti bukan dari kami yang bisa menjelaskan harus dari pihak dokter," ucap Yuliansyah.
"Jadi kami hari ini juga akan running kami akan kejar dokternya yang si pelaku ini untuk membuat mencari keputusan apakah harus diobservasi atau kita bisa lakukan upaya hukum lainnya," pungkasnya.