Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Panglima TNI Yudo Margono menyebut masyarakat tak perlu takut dengan adanya prajurit TNI di pulau Rempang buntut dari aksi unjuk rasa dari masyarakat yang menolak pengembangan proyek Rempang Eco City.
ADVERTISEMENT
Masyarakat sekitar menolak lantaran enggan untuk direlokasi dari tempat yang telah lama mereka huni. Aksi ricuh pun tak terelakkan saat warga berunjuk rasa di Kantor BP Batam, Senin (11/9) lalu.
“Enggak usah merasa takut, justru gunakan TNI-Polri, Satpol PP dan untuk berkomunikasi, tanyalah, mungkin sebagai sarana berkomunikasi, untuk memberikan penyuluhan tentang yang ada di situ,” kata Yudo di Dermaga Batu Ampar, Batam, Selasa (19/9).
Yudo mengatakan pihaknya di Pulau Rempang adalah atas dasar pemerintah daerah setempat dan juga dari BP Batam. Masyarakat juga boleh melapor jika merasa ada situasi bahaya atau rawan.
“Kita di situ menjaga keamanan, lebih menjaga keamanan supaya situasinya kondusif. Saya yakin semua masyarakat berharap situasi kondusif. Kan kemarin menteri-menteri juga sudah pada rapat untuk menyelesaikan itu,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Yudo juga menjelaskan TNI di Pulau Rempang tidak ada yang membawa senjata dalam mengamankan situasi. Ia juga menyebut telah mengirim Danpuspom TNI Marsekal Muda TNI Agung Handoko untuk memastikan TNI tidak terlibat dan arogan dalam mengamankan situasi.
“Kita kerahkan Puspom TNI untuk mengawasi itu. Sehingga saya berharap semoga tidak ada pasukan TNI yang arogan untuk itu,” pungkasnya.