Yuk Kenalan dengan 10 Sobat Air ADES Conservacation Yogyakarta

20 September 2018 9:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sobat Air ADES Conservacation (Foto: Sabar Artiyono/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sobat Air ADES Conservacation (Foto: Sabar Artiyono/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sobat Air ADES Conservacation mempertemukan sepuluh anak muda terpilih untuk belajar konservasi air sekaligus liburan di Yogyakarta selama empat hari, 19-22 September. Lokasi konservasi yang akan dikunjungi adalah Nglanggeran, Gunungkidul.
ADVERTISEMENT
Latar belakang para Sobat Air ADES sangat beragam, mulai dari traveler hingga pekerja swasta. Bahkan jarak usia peserta juga terpaut jauh, peserta termuda berusia 17 tahun sementara yang paling tua 31 tahun. Tetapi semangat mereka untuk ikut berkontribusi terhadap konservasi air di Indonesia sama tingginya.
Apa yang membuat mereka tertarik dengan isu lingkungan khususnya konservasi air? Yuk simak profilnya satu per satu dari Sobat Air ADES.
1. Fachrurroji Faizin
Fachrurroji Faizin, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@faizinfach)
zoom-in-whitePerbesar
Fachrurroji Faizin, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@faizinfach)
Lima tahun yang lalu, Sobat Air ADES yang akrab disapa Oji ini pernah mengalami bagaimana hidup dengan air yang terbatas. Padahal dia tinggal di Cimahi, Jawa Barat, yang merupakan daerah perkotaan.
“Saya pernah mengalami harus membayar mahal untuk membeli air di musim kemarau terus dorong roda air biar bisa mandi,” ujar mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini.
ADVERTISEMENT
Pengalaman inilah yang membuatnya ingin belajar tentang konservasi air meski tidak berkaitan dengan jurusan kuliahnya, yakni akuntansi.
2. Irfaan Rifqi Fauzaan
Irfaan Rifqi Fauzaan, Sobat Air Ades. (Foto: Instagram/@irfaanrf)
zoom-in-whitePerbesar
Irfaan Rifqi Fauzaan, Sobat Air Ades. (Foto: Instagram/@irfaanrf)
Saat traveling ke Pulau Selayar, Sulawesi Selatan empat bulan yang lalu, Irfaan menemukan pemandangan yang tidak biasa. Bukan soal pantainya, melainkan bagaimana penduduk lokal di area tersebut mengkonsumsi air.
“Kalau misalnya minum atau masak, pakai air hujan. Tidak ada air bersih di sana,” ujar Irfaan.
Pemuda 22 tahun asal Banjaran, Jawa Barat. ini sempat memberikan bantuan air minum kepada warga sekitar. Mereka mengkonsumsi air itu dengan hemat.
Dengan mengikuti Conservacation, dia berharap bisa berbagi pengalamannya tentang konservasi air saat traveling. Rencananya Irfaan akan mengunjungi Mentawai, Sumatera Barat, area yang kekurangan air dalam waktu dekat ini.
ADVERTISEMENT
3. Anggun Pratami
Anggun Pratami, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@anggunpratami)
zoom-in-whitePerbesar
Anggun Pratami, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@anggunpratami)
Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sudah bergelut dengan isu lingkungan semenjak mahasiswa. Bersama temannya, dia pernah mengembangkan aplikasi Zephyrus, sebuah alat yang memperingatkan banjir di Sungai Cikapundung.
Ketertaikannya dengan konservasi air semakin tinggi ketika pernah merasakan mandi di sumur tetangga karena kekurangan air. Kini, ketertarikannya dalam konservasi air semakin tersalurkan karena profesinya sebagai konsultan lingkungan di sebuah perusahaan swasta.
“Pekerjaanku berkaitan dengan mendaur ulang aspal agar menghemat bahan utama di bumi,” ujar perempuan berusia 25 tahun ini.
4. Muhammad Ade Putra
Muhammad Ade Putra, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@muhammaddeputra)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Ade Putra, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@muhammaddeputra)
Sobat Air ADES asal Riau ini mempunyai ketertarikan dengan lingkungan khususnya air semenjak berkolaborasi dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), dalam sebuah pentas kesenian di awal tahun 2018.
ADVERTISEMENT
“Kami menggarap Raung Cipang, teater yang menceritakan sebuah desa yang akan ditenggelamkan karena akan dijadikan bendungan,” Ujar Ade.
Semenjak itu, pelajar SMA N 1 Pekanbaru ini menggunakan seni dan sastra untuk mengkampanyekan lingkungan. Salah satu hasil karyanya adalah kumpulan puisi Anak-Anak Melayu Menangisi Ibu Pertiwi. Buku yang juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris ini menggambarkan nasib anak-anak Riau korban kabut asap.
5. Mohammad Arif Kholiudin
Mohammad Arif Kholiudin, Sobat Air ADES.
 (Foto: Instagram/@arifff96)
zoom-in-whitePerbesar
Mohammad Arif Kholiudin, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@arifff96)
Finalis Duta Wisata Banyumas ini ingin belajar konservasi air dari sumbernya langsung di Conservacation Yogyakarta. Ilmu ini sangat relevan bagi Arif karena tinggal di daerah dengan sungai yang sudah mulai tercemar di Purwokerto, Jawa Tengah.
“Masyarakat daerah saya memanfaatkan air sungai yang ada untuk kehidupan sehari-hari. Namun, air sungai yang ada sudah banyak yang tercemar dengan banyaknya masyarakat yang buang sampah sembarangan,” ujar Arif.
ADVERTISEMENT
Pecinta lagu Bollywood ini juga mengungkapkan daerahnya sering dilanda kekeringan air saat musim kemarau. Dia berharap bisa berbagi apa yang dia pelajari selama mengikuti Conservacation.
6. Tedy Setiana Muslich
Tedy Setiana Muslich, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@tmuslich)
zoom-in-whitePerbesar
Tedy Setiana Muslich, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@tmuslich)
Bagi Tedy, air adalah tempat bermain yang menyenangkan. Pantai, air terjun, dan water park adalah destinasi favorit ketika traveling.
“Air itu sangat penting bagi kita. Maka saya tertarik untuk mengikuti Conservacation ini, apalagi fokusnya di air,” ujar Sobat Air ADES asal Depok, Jawa Barat ini.
Baginya, generasi muda harus bergerak bersama untuk kelangsungan air di Indonesia karena sudah banyak daerah yang kebanjiran di musim hujan dan kekeringan di musim panas.
7. Bayu Anggoro
Bayu Anggoro, Sobat Air ADES.

 (Foto: Instagram/@kabutpelangi_)
zoom-in-whitePerbesar
Bayu Anggoro, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@kabutpelangi_)
Sobat Air ADES asal Sragen, Jawa Tengah, ini baru sadar tentang menjaga lingkungan setelah melakukan solo traveling. Dalam perjalanannya, Bayu melihat perspektif lain mengenai sumber air bersih dan kebersihan lingkungan.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini kota yang bagian desa pelosok mempunyai masalah soal air bersih, saya sangat prihati dengan hal ini,” ujar Bayu.
Bayu mengaku senang bisa mengikuti Conservacation Yogyakarta karena ingin mengetahui sebenarnya konservasi itu apa dan tujuannya bagi lingkungan.
8. Elga Florentina
Elga Florentina, Sobat Air ADES.

 (Foto: Instagram/@elgafloren)
zoom-in-whitePerbesar
Elga Florentina, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@elgafloren)
Perempuan berumur 23 tahun ini sudah mengenal isu konservasi air sejak SMA. Yang membuatnya tertarik mengikuti ADES Conservacation di Yogyakarta adalah kesempatan untuk melihat daerah konservasi air secara langsung.
Ia berharap pengalamannya selama mengikuti Conservacation bisa dikaitkan dengan ilmu yang ia pelajari selama ini, yakni public relation.
“Untuk kaitannya dengan jurusan yang saya ambil yaitu Ilmu Komunikasi, nantinya aku bisa mengkomunikasikan kepada orang lain tentang bagaimana menjaga air,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
9. Taufiqulhakim
Taufiqulhakim, Sobat Air ADES.

 (Foto: Instagram/@taufiqulhakim    )
zoom-in-whitePerbesar
Taufiqulhakim, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@taufiqulhakim )
Sobat Air ADES asal Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, ini tertarik dengan isu konservasi air karena bidang akademik yang digeluti. Saat ini, ia sedang menempuh kuliah Jurusan Arsitektur Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah.
"Berharap pengalaman Conservacation di Yogyakarta ini berkaitan dengan dunia kerja yang nanti saya ambil terkait perencanaan kotan," ujar pria yang akrab disapa Taufiq.
Tujuan Taufiq mengikuti program ini adalah mendapatkan wawasan tentang bagaimana mengembangkan sarana dan prasarana dalam program konservasi air di daerah kekurangan air.
10. Alfit Saputro
Alfit Saputro, Sobat Air ADES.
 (Foto: Instagram/@alfitsaputro)
zoom-in-whitePerbesar
Alfit Saputro, Sobat Air ADES. (Foto: Instagram/@alfitsaputro)
Ketertarikan Aflit dengan konservasi air bermula dari hobinya traveling dengan tujuan wisata air. Akan tetapi, karyawan agensi asal Depok, Jawa Barat ini, selama jalan-jalan hanya menikmati sebagai turis. Hal inilah yang membuat dia tertarik mengikuti Conservacation di Yogyakarta, agar lebih memahami masalah lingkungan.
ADVERTISEMENT
“Harapannya saya bisa mendapat pemahaman baru mengenai konservasi air di program ini,” ujar Aflit.
Setelah selesai, Aflit berkeinginan untuk menyebarkan awareness konservasi air melalui platform digital, sesuai dengan ranah pekerjaannya.