Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Yusril: Prabowo-Gibran Memang Kontroversial, tapi PBB Tetap Dukung
17 Oktober 2023 16:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Umum PBB sekaligus Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra merespons pro dan kontra terhadap putusan MK soal perubahan syarat capres-cawapres. Putusan ini dianggap jalan mulus Gibran Rakabuming maju nyapres.
ADVERTISEMENT
Yusril memastikan, PBB akan tetap konsisten dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) jika Gibran diputuskan maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
"Andaipun dikatakan meskipun kontroversial kita jalan terus, mengajukan Pak Gibran, ya saya sebagai anggota koalisi mengatakan saya menghormati putusan koalisi. Karena dalam demokrasi itu kan orang yang kalah harus ikut orang yang menang," kata Yusril.
Pernyataan Yusril disampaikan usai menghadiri diskusi Lembaga Survei Kedai Kopi bertema 'Menakar Pilpres Pasca-Putusan MK' di Hotel AONE Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (17/10).
"Jadi kalau misalnya ada 9 orang ambil keputusan, 7 setuju dan dua nggak setuju, kan nggak boleh ngambek," imbuh dia.
Yusril menilai, Gibran punya hak untuk bersedia atau tidak maju sebagai cawapres. Dia menyerahkan hal itu sepenuhnya pada Gibran.
ADVERTISEMENT
"Putusan MK yang Nomor 90 itu memang mengubah peta politik secara drastis, karena membuka kesempatan bagi Gibran maju. Apakah pak Gibran akan memanfaatkan putusan MK itu benar-benar maju atau tidak itu, ya kita serahkan kepada beliau," kata Yusril.
"Mas Gibran sendiri tentu akan mengambil keputusan yang paling bijaksana di tengah kemungkinan reaksi yang makin luas akibat dari putusan yang kontroversial ini," ujar dia.
Di satu sisi, Yusril berharap sosok cawapres Prabowo bisa menggaet suara Islam. Ini agar menyeimbangkan ceruk Prabowo yang dinilai cenderung dari pihak nasionalis.
"Idealnya kalau Indonesia ini adalah persatuan dari golongan kebangsaan dan Islam. Pak Prabowo selama ini dianggap sebagai tokoh nasionalis, barangkali perlu didampingi oleh tokoh dari kalangan Islam yang dapat diterima oleh semua pihak, sehingga itu akan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Selain pandangan itu, ia juga akan meminta Prabowo mempertimbangkan putusan MK yang problematik sebelum mengusung Gibran jadi cawapres.
"Saya tidak dapat melepaskan diri saya sebagai akademisi. Saya tahu putusan MK itu problematik, saya tau implikasi implikasinya, dan kalau dilaksanakan bisa kontroversial, dan saya akan sampaikan itu," pungkas Yusril.