news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Yusril: Saya Ingatkan Pemerintah soal Corona Februari, tapi Dibilang Nyinyir

11 April 2020 15:55 WIB
comment
20
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusril Ihza Mahendra (tengah) saat konferensi pers terkait putusan MK. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yusril Ihza Mahendra (tengah) saat konferensi pers terkait putusan MK. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Virus corona masih mewabah di Indonesia. Bahkan jumlah pasien positif masih terus bertambah sejak awal Maret.
ADVERTISEMENT
Namun sebelum virus corona masuk ke Indonesia pada Maret, Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra, sudah mengingatkan kepada pemerintah pada Februari.
Namun masukan tersebut, kata Yusril, tak seluruhnya dapat diterima. Ia bahkan kerap dituding nyinyir.
"Banyak yang nuding saya ngeyel dan nyinyir. Saya pikir adalah kewajiban saya untuk mengingatkan," ujar Yusril dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (11/4).
Pada Februari lalu, Yusril juga telah meminta kepada pemerintah untuk menyiapkan aturan hukum dalam pengambilan keputusan mengenai virus corona.
"Akhir Februari saya sudah mengingatkan pemerintah dan bangsa agar kita waspada menghadapi virus ini. Perangkat hukum yang komprehensif untuk menjadi dasar kita bertindak harus kita buat untuk mengantisipasi keadaan yang mungkin berkembang makin buruk," ucap Ketua Umum PBB itu.
Yusril Ihza Mahendra dan anggota PBB sambangi Kompleks Istana Kepresidenan. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
Tak hanya itu, Yusril turut mengingatkan agar pemerintah mengalokasikan dana lebih terkait penanganan wabah corona. Sebab ia menilai wabah virus corona sangat berbahanya bukan hanya sekadar masalah kesehatan, tetapi juga ekonomi, sosial, politik, bahkan pertahanan dan keamanan.
ADVERTISEMENT
"Bahkan saya katakan pemerintah harus siap-siap alokasikan dana untuk menghadapi bencana wabah ini karena dampaknya akan sangat besar ke bidang lain. Ini bukan sekadar masalah kesehatan, ini masalah ekonomi, sosial, politik bahkan pertahanan keamanan," tandasnya.
Yusril menambahkan, masukannya kepada pemerintah saat itu murni didasarkan pada pengalamannya menghadapi virus SARS pada 2003. Saat itu Yusril menjabat sebagai Menteri Kehakiman dan HAM di era Presiden Megawati. Kala itu, menurut Yusril, pemerintah lebih sigap dalam menghadapi wabah SARS.
"Saya berpikir dalam konteks pengalaman dan pengetahuan di masa lalu ketika kita menghadapi SARS. ASEAN waktu itu mengadakan KTT darurat di Bangkok. Saya ikut Bu Mega datang ke sana. Kita lebih sigap, penyebaran virus berhenti. COVID-19 ini jauh lebih ganas dari SARS. Kini sedang mewabah, entah sampai kapan," ucapnya.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
Untuk itu, Yusril meminta pemerintah agar mengambil langkah cepat untuk menekan penyebaran virus agar tak meluas.
ADVERTISEMENT
"Pemimpin di manapun di dunia ini harus mampu bertindak cepat dan tepat. Salah ambil putusan, lambat mengantisipasi keadaan dan cenderung menganggap enteng sesuatu, harus dijauhi. Kita kini berpacu dengan waktu. Karena itu kita tetap harus tegar. Jangan kalah dengan virus ini," tutup Yusril.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!