Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Yusuf Korban Ceplok Telur Ultah Butuh Biaya Rp 50 Juta untuk Matanya
8 April 2017 21:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
M Yusuf Permana (16) mengalami kerusakan mata. Dia dikerjai teman-temannya saat merayakan ulang tahun awal Januari lalu. Telur busuk diceplokkan ke kepalanya, dan ternyata cairannya masuk ke mata.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Yusuf yang duduk di Kelas XII di SMA As Sholeh di Citereup, Bogor merasa perih di matanya. Keluarganya kemudian membawa Yusuf ke bidan, obat diberikan tetapi tidak mengurangi sakitnya.
Obat dari jampi-jampi orang pintar juga dikonsumsi tetapi tetap belum manjur. Hingga akhirnya dia pergi ke RSUD Cibinong dan didapat informasi matanya rusak. Yusuf kemudian dirujuk ke RS Bunda Jakarta, di rumah sakit ini dia mendapat pengobatan.
Yusuf adalah anak yatim piatu. Sejak umur lima tahun, ayah ibunya meninggal. Anak ke-4 dari lima bersaudara ini diasuh neneknya. Mereka tinggal bersama Asih dan Juli, yang juga paman dan bibi Yusuf.
ADVERTISEMENT
Sehari-hari, Asih berdagang sayur di rumahnya. Sayur itu dibeli di Pasar Induk Kramatjati. Uang dari berjualan sayur ini digunakan untuk kehidupan sehari-hari keluarga ini. Termasuk uang untuk berobat yang sudah habis Rp 7 juta.
"Ada sumbangan dari masjid di sini Rp 800 ribu, mungkin karena anak yatim ya, jadi kasihan," beber Asih, bibi dari Yusuf yang ditemui di rumahnya di Babakan Madang, Bogor, Sabtu (8/4).
Tapi uang yang dibutuhkan untuk biaya pengobatan tidak sedikit. Saat konsultasi ke dokter di rumah sakit dibutuhkan biaya Rp 50 juta.
"Untuk cangkok mata, biar bisa melihat lagi mata kirinya," sambung Juli (49) paman Yusuf.
"Bisa dicangkok kalau ada biaya. Kita lihat saja dari mana (biayanya). Sekarang saja obat-obatan enggak bisa pakai BPJS, semua beli sendiri ada obat tetes sama obat minum," sambung Juli.
ADVERTISEMENT
Asih sang bibi masih berpikir dari mana uang sebanyak itu. Untuk biaya berobat rutin saja sulit.
"Semoga saja ada keajaiban, anak yatim ini kasihan," tutup Asih.
Sayangnya kumparan tidak bisa menemui Yusuf. Ditunggu di rumahnya hingga sore dia tidak juga pulang. Hari ini memang pembagian raport. Dan Yusuf menurut pamannya kemungkinan main bersama teman-temannya.