Zainal Arifin: Pemilu Tak Akan Mungkin Melahirkan Malaikat

8 Desember 2023 20:39 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pakar Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar saat di acara diskusi bertajuk Rezim Monarki Sang Alumni: Amblesnya Demokrasi, Ambruknya Konstitusi, dan Kokohnya Politik Dinasti di Bundaran UGM, Jumat (8/12/2023). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pakar Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar saat di acara diskusi bertajuk Rezim Monarki Sang Alumni: Amblesnya Demokrasi, Ambruknya Konstitusi, dan Kokohnya Politik Dinasti di Bundaran UGM, Jumat (8/12/2023). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Pakar Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar mengatakan pemilu tak akan pernah melahirkan malaikat. Hal itu ia ungkapkan dalam diskusi bersama mahasiswa di Bundaran UGM, Jumat (8/12).
ADVERTISEMENT
"Pemilu tidak mungkin bisa diharapkan tiba-tiba melahirkan malaikat," kata Uceng sapaan akrab Zainal Arifin.
Dia menjelaskan politik di Indonesia memang pada dasarnya tidak pernah bisa menawarkan malaikat.
"Jadi kalau ada tiba-tiba orang, malaikat terpilih dalam proses demokrasi, omong kosong. Demokrasi tidak mengenal proses malaikat," jelasnya.
Yang bisa ditawarkan, kata Zainal, hanyalah memilih orang yang kira-kira derajat setannya paling kecil.
"Janganlah pilih yang paling menakutkan, pilihlah yang paling manis. Jadi kalau Anda tidak terlalu takut tuyul, jangan pilih tuyul pada akhirnya begitu," katanya.
Ilustrasi Pemilu. Foto: Dok Kemenkeu
"Kita memilih berdasarkan preferensi yang paling mungkin. Anda silakan memilih preferensi yang paling mungkin. Kalau Anda aktivis perempuan jangan pilih partai yang menyakiti perempuan, misalnya. Kalau Anda aktivis anti-korupsi jangan pilih partai yang paling banyak kasus korupsinya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Uceng berpesan agar hak pilih ini digunakan sebaik-baiknya.
"Gunakan hak pilih Anda sebaik-baiknya hukum partai pembohong, hukum kandidat pembohong, hukum orang yang melakukan pelanggaran yang tidak bisa Anda tolerir, pelanggar HAM, pelanggar, jangan Anda pilih," pungkasnya.