Zainal Arifin: Tanpa Sadar, Gibran Tersandera Putusan MK

12 November 2023 11:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
Pakar Hukum UGM, Zainal Arifin Mochtar, di Info A1 kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pakar Hukum UGM, Zainal Arifin Mochtar, di Info A1 kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) sudah menyampaikan putusan pelanggaran etika berat kepada hakim Anwar Usman yang memutus perkara No. 90. Perkara ini yang membuat Gibran Rakabuming Raka bisa maju jadi cawapres.
ADVERTISEMENT
Putusan MKMK ini rupanya belum membuat semua pihak puas. Banyak yang mempertanyakan keabsahan Putusan No. 90 yang diputuskan lewat proses yang melanggar etik berat.
Pakar hukum tata negara UGM, Zainal Arifin Mochtar mengatakan, kondisi ini secara tidak langsung malah menyandera Gibran.
"Sebenarnya tanpa sadar Gibran kan tersandera. Dia itu tersandera dong. Statusnya jadi kayak enggak jelas kan," kata Zainal dalam wawancara khusus program Info A1 kumparan.
Pria yang karib disapa Uceng itu menilai, kondisi ini malah dimanfaatkan oleh kubu lawan Prabowo-Gibran untuk terus menerus menyerang dengan putusan MK ini.
Pakar Hukum UGM, Zainal Arifin Mochtar, di Info A1 kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Kalaupun nanti KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024 pada Senin, 13 November 2023, isu ini tetap terus bergulir.
ADVERTISEMENT
"Kan tetap saja tidak menutup fakta bahwa dia lahir dari sebuah proses "nepotisme" karena putusan MKMK bilang begitu. Bahwa dia ditetapkan oleh KPU, iya, misalnya tanggal 13, kita tidak tahu putusan MK ya kemudian ya untuk permohonan baru," jelas dia.
"Tetapi bahwa dia adalah fakta kandidat yang masuk dari proses tidak etis, dan membuat pamannya ditendang dari jabatan kan tetap jalan. Dan kalau Anda ingat kan, begitu itu naik yang trending topic itu kan serangan terhadap itu kan. Paman Gibran dipecat. Trending topicnya Twitter," tambah dia.
Di satu sisi, Uceng menilai, kondisi ini sangat disenangi oleh kubu Anies atau kubu Ganjar karena kondisi Gibran yang terkesan menggantung. Isu ini bisa dimainkan sampai hari pencoblosan.
ADVERTISEMENT
Tapi, di satu sisi, warga juga yang akan rugi bila pembicaraan terus menerus di tatanan proses, bukan pada gagasan yang dibawa para kandidat capres untuk Indonesia ke depan.
"Nah itu yang saya khawatirkan, kita ngobrol sama Denny, 'Kalau ini perang isunya di wilayah ini, berarti nanti pilpres kita kehilangan substansi'," ucap dia.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat ziarah ke Taman Makam Pahlawan Khusuma Bhakti Solo, Jumat (10/11). Foto: Dok. kumparan