Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Zarof Ricar Didakwa Bermufakat Jahat Suap Hakim Kasasi Ronald Tannur Rp 5 M
10 Februari 2025 15:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar, didakwa melakukan pemufakatan jahat bersama dengan pengacara Gregorius Ronald Tannur, Lisa Rachmat.
ADVERTISEMENT
Dalam dakwaan itu, Zarof disebut melakukan pemufakatan jahat dengan memberi suap sebesar Rp 5 miliar kepada Ketua Majelis Hakim yang mengadili kasasi Ronald Tannur, yakni Hakim Agung Soesilo.
Tujuannya, diduga agar Ronald Tannur tetap divonis bebas dalam putusan kasasi, sebagaimana putusan Pengadilan Negeri Surabaya. Ronald Tannur adalah terdakwa dalam kasus kematian kekasihnya, Dini Sera Afrianti.
Hal itu terungkap dalam sidang perdana atau pembacaan surat dakwaan oleh jaksa penuntut umum (JPU), di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (10/2).
Jaksa menyebut, bahwa upaya Zarof dan Lisa Rachmat ini dilakukan untuk mempengaruhi hakim di tingkat kasasi agar bisa menjatuhi vonis bebas terhadap Ronald Tannur.
“Melakukan percobaan, pembantuan, atau pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi yaitu pemufakatan jahat terdakwa Zarof Ricar dan Lisa Rachmat, memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim yaitu untuk memberi uang sebesar Rp 5.000.000.000 melalui terdakwa kepada Hakim Soesilo selaku Ketua Majelis Hakim dalam perkara Gregorius Ronald Tannur pada tingkat kasasi," ucap jaksa membacakan dakwaannya, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (10/2).
ADVERTISEMENT
Jaksa mengatakan, usai PN Surabaya menjatuhkan putusan bebas terhadap Ronald Tannur dan jaksa menyatakan mengajukan kasasi, Lisa kemudian menemui Zarof di kediamannya yang berada di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Pertemuan itu dilakukan pada September 2024 setelah Lisa mengetahui susunan Majelis Hakim di tingkat kasasi.
Adapun susunan Majelis Hakim kasasi tersebut yakni Soesilo selaku Hakim Ketua, dengan Hakim anggota yakni Sutarjo dan Ainal Mardhiah.
Dalam pertemuan tersebut, kata jaksa, Lisa menyampaikan kepada Zarof bahwa salah satu hakim yang menangani perkara kasasi Tannur yakni bernama Soesilo. Saat itu, Zarof pun mengaku bahwa kenal dengan Hakim Soesilo tersebut.
"Kemudian, Lisa Rachmat meminta kepada Terdakwa untuk mempengaruhi hakim yang mengadili perkara kasasi tersebut agar menjatuhkan putusan Kasasi yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Surabaya," tutur jaksa.
ADVERTISEMENT
Sebagai upaya untuk mempengaruhi Hakim di tingkat kasasi itu, Lisa kemudian memberikan uang sebesar Rp 6 miliar, dengan rincian Rp 5 miliar untuk Majelis Hakim dan sisanya untuk Zarof Ricar.
"Atas penyampaian tersebut maka terdakwa Zarof Ricar menyetujui," jelas jaksa.
Menindaklanjuti permintaan Lisa, pada 27 September 2024, Zarof kemudian menemui Soesilo yang menghadiri undangan Pengukuhan Guru Besar Profesor Herri Swantoro di Universitas Negeri Makassar.
Dalam kesempatan itu, Zarof memastikan bahwa Soesilo menjadi hakim yang menangani perkara kasasi Ronald Tannur dan hal itu dibenarkan oleh Soesilo.
Selanjutnya, Zarof meminta Soesilo untuk membantu perkara kasasi Ronald Tannur agar diputus dengan putusan yang menguatkan vonis yang dijatuhkan PN Surabaya. Saat itu, Soesilo pun menyatakan akan melihat perkara Ronald Tannur terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
"Pada pertemuan tersebut, terdakwa Zarof Ricar juga melakukan swafoto bersama dengan Hakim Soesilo kemudian terdakwa mengirim foto tersebut melalui WhatsApp yang diterima oleh Lisa Rachmat dengan membalas pesan ‘siap pak terima kasih’,” ucap jaksa.
Pada 1 Oktober 2024, Lisa Rachmat kemudian berkomunikasi dengan Zarof Ricar melalui WhatsApp untuk memastikan kembali tindak lanjut komunikasi dengan Hakim Soesilo.
"Dengan menyampaikan, 'selamat siang Pak, tentang Pak Soesilo Note ya pak', yang diterima oleh terdakwa dengan membalas pesan, 'oke saya tinggal datang ke Agung' dan dijawab kembali oleh Lisa Rachmat, 'Siap Pak terima kasih',"kata jaksa.
Kemudian, pada 2 Oktober 2024, Lisa menemui Zarof di kediamannya dan menyerahkan uang Rp 2,5 miliar dalam bentuk dolar Singapura sebagai biaya pengurusan perkara kasasi Ronald Tannur.
ADVERTISEMENT
Jaksa menyebut, Zarof juga secara aktif memberikan informasi kepada Lisa. Salah satunya, terungkap dalam pesan WhatsApp yang menyebut bahwa Zarof telah menjalankan tugas untuk mengkondisikan semua Hakim yang mengadili perkara kasasi Ronald Tannur.
Lalu, pada 12 Oktober, Lisa kembali menemui Zarof di kediamannya dan menyerahkan uang sebesar Rp 2,5 miliar dalam pecahan dolar Singapura.
Selain itu, jaksa mengungkapkan bahwa Lisa juga menyerahkan tulisan tangan kepada Zarof yang berisi catatan majelis hakim kasasi beserta jumlah uang yang disepakati antara keduanya serta catatan khusus untuk mempengaruhi putusan kasasi.
Kemudian, pada 22 Oktober 2024, Majelis Kasasi menyatakan bahwa Ronald Tannur telah bersalah dan menjatuhkan vonis 6 tahun penjara.
Namun, kata jaksa, Hakim Soesilo menyatakan dissenting opinion (perbedaan pendapat) atas vonis tersebut.
ADVERTISEMENT
"Terhadap putusan tersebut terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion) oleh Hakim Soesilo yang pada pokoknya menyatakan Gregorius Ronald Tannur tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan oleh penuntut umum," imbuh jaksa.
Akibat perbuatannya, Zarof didakwa melanggar Pasal 6 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf a jo Pasal 15 jo Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor).