Zelensky Tawari Kewarganegaraan Ukraina bagi Pejuang Asing yang Lawan Rusia

22 Januari 2024 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara kepada prajurit Ukraina saat upacara memperingati Hari Kemerdekaan Ukraina, di Kyiv pada Kamis (24/8/2023). Foto: Sergei Chuzavkov/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara kepada prajurit Ukraina saat upacara memperingati Hari Kemerdekaan Ukraina, di Kyiv pada Kamis (24/8/2023). Foto: Sergei Chuzavkov/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Volodymyr Zelensky menawarkan kewarganegaraan Ukraina untuk para relawan warga negara asing yang ikut bertempur melawan Rusia. Tawaran itu tertuang dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diumumkan Zelensky pada Senin (22/1).
ADVERTISEMENT
Beberapa hari setelah Moskow meluncurkan kampanye militernya di Ukraina pada Februari 2022, Zelensky lalu mengumumkan berdirinya Ukrainian International Legion — unit militer asing yang merupakan bagian dari Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina.
Dikutip dari AFP, pengumuman mengenai RUU tersebut disampaikan Zelensky dalam postingan di media sosial. Dijelaskan bahwa tawaran itu adalah bentuk apresiasi bagi warga negara asing yang ikut angkat senjata membela Ukraina.
"Para sukarelawan asing yang mengangkat senjata untuk membela Ukraina, semua orang yang berjuang untuk kebebasan Ukraina seolah-olah itu adalah Tanah Air mereka. Dan Ukraina akan menjadi seperti itu bagi mereka," ungkap Zelensky.
Tentara Ukraina yang terluka dievakuasi dengan bus yang dioperasikan oleh petugas medis sukarela Ukraina, dari garis depan timur dekat Bakhmut ke rumah sakit di wilayah Dnipropetrovsk, di Ukraina. Foto: Violeta Santos Moura/REUTERS
Pemimpin berusia 45 tahun ini menambahkan, RUU yang baru secara resmi dapat memberikan opsi bagi warga negara Ukraina untuk punya kewarganegaraan ganda — kecuali Rusia.
ADVERTISEMENT
Adapun selain menerima pasokan senilai miliaran dolar dari Amerika Serikat dan sekutu Baratnya, Ukraina juga menyaksikan bergabungnya ribuan sukarelawan dari berbagai negara yang ingin ikut bertempur di medan perang.
Sejak perang berlangsung, baik pihak Rusia maupun Ukraina menolak mempublikasikan jumlah prajurit dan kerugian militernya.
Namun, menurut ABC News, sedikitnya 20 ribu orang dari 52 negara telah bergabung sebagai sukarelawan untuk membela Ukraina. Ada banyak di antara mereka yang pernah ditugaskan di Angkatan Darat AS, Angkatan Darat Inggris, dan Korea Selatan.