news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Zelensky usai Berseteru dengan Trump di Gedung Putih: Waktunya Perbaiki Keadaan

5 Maret 2025 10:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat melakukan pertemuan kenegaraan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (28/2/2025). Foto: Saul Loeb/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat melakukan pertemuan kenegaraan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (28/2/2025). Foto: Saul Loeb/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan keinginannya untuk “memperbaiki keadaan” dengan Donald Trump setelah penghentian bantuan militer AS, Selasa (4/3).
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan siap bekerja di bawah “kepemimpinan yang kuat” Trump demi mencapai perdamaian di Ukraina.
Dalam pernyataan publik pertamanya sejak Trump menghentikan bantuan, Zelensky menyebut perselisihan pekan lalu sebagai “insiden yang disayangkan” dan menegaskan komitmennya untuk menandatangani kesepakatan mineral dengan AS.
Ia juga menyerukan gencatan senjata di laut dan udara sebagai langkah awal menuju deeskalasi perang dengan Rusia.
Ketegangan antara Kiev dan Washington memuncak sejak perdebatan sengit antara Zelensky dan Trump di Ruang Oval, Jumat (28/2) silam. Kejadian itu berujung pada keputusan sekutu utama Ukraina untuk menangguhkan bantuan militer.
“Tim saya dan saya siap bekerja di bawah kepemimpinan kuat Presiden Trump untuk mencapai perdamaian yang langgeng,” tulis Zelensky di X, seperti diberitakan AFP.
ADVERTISEMENT
“Pertemuan kami di Gedung Putih tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sudah waktunya untuk memperbaiki keadaan,” sambung dia.
Ia meminta kepala pertahanan dan intelijennya untuk berkomunikasi dengan pejabat AS guna mendapatkan klarifikasi mengenai pembekuan bantuan.

Dampak Penghentian Bantuan

Pemimpin negara Eropa foto bersama usai menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Eropa untuk membahas keamanan Eropa dan Ukraina, di Lancaster House di London, Inggris, Minggu (2/3/2025). Foto: Javad Parsa/NTB/via REUTERS
Keputusan Trump pada Senin (3/3) mengejutkan Kiev dan Eropa. Banyak yang khawatir bahwa AS mulai menjauh dari sekutunya dan lebih condong ke Rusia.
Namun juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut keputusan itu sebagai langkah yang dapat mendorong rezim Kiev menuju proses perdamaian.
Eropa merespons dengan memperkuat dukungan bagi Ukraina.
Presiden Prancis Emmanuel Macron memuji upaya Zelensky untuk kembali berdialog dengan Trump.
Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengusulkan alokasi dana sekitar USD 840 miliar (Rp 13.700 triliun) untuk pertahanan Eropa.
ADVERTISEMENT
Kanselir baru Jerman, Friedrich Merz, mendesak persetujuan cepat atas bantuan tiga miliar euro untuk Ukraina yang masih tertahan di parlemen.
Uni Eropa juga mengagendakan pertemuan darurat guna merumuskan strategi bersama menghadapi dampak keputusan AS.

Reaksi di Ukraina

Petugas pemadam kebakaran Ukraina mencoba memadamkan api di lokasi serangan rudal Rusia di Kyiv pada 20 Desember 2024. Foto: Roman Pilipey / AFP
Warga Ukraina yang ditemui AFP merasa dikhianati oleh keputusan Trump.
“Ini seperti tusukan dari belakang,” kata seorang pekerja keuangan di Kiev.
Seorang relawan militer, Sergiy Sternenko, menuduh Trump ingin memaksa Ukraina menyerah.
“Dia menginginkan kematian rakyat kami dan hilangnya wilayah kami,” ujarnya di Telegram.
Di Polandia, keputusan AS mulai berdampak pada logistik bantuan untuk Ukraina. Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan laporan dari perbatasan menunjukkan adanya hambatan dalam pengiriman senjata dan peralatan militer.
Di Paris, Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou mengungkap seluruh kereta berisi pasokan militer AS untuk Ukraina telah dihentikan.
ADVERTISEMENT
Laporan The New York Times melaporkan, penghentian ini membekukan pengiriman persenjataan bernilai ratusan juta dolar.

Masa Depan Kesepakatan Mineral dan Gencatan Senjata

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disaksikan Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance saat melakukan pertemuan kenegaraan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (28/2/2025). Foto: Saul Loeb/AFP
Zelensky awalnya datang ke Washington untuk menandatangani kesepakatan mineral bernilai miliaran dolar.
Namun, ketegangan dengan Trump dan Wakil Presiden JD Vance menggagalkan rencana tersebut.
Pada Selasa, Zelensky kembali menegaskan kesiapan Ukraina untuk menyepakati perjanjian yang memberi AS akses eksklusif ke sumber daya mineralnya.
Di sisi lain, Inggris dan Prancis tengah mengkaji opsi gencatan senjata satu bulan antara Ukraina dan Rusia.
Wacana itu pun memicu perdebatan soal kemungkinan pengerahan pasukan internasional.
JD Vance langsung menolak usulan tersebut dalam wawancara dengan Fox News, menyebutnya sebagai ide dari “negara-negara yang tidak berperang dalam 30 atau 40 tahun terakhir”.
ADVERTISEMENT