Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Zhafirah Telah Turun dari Gunung Marapi, Kini Dirawat di RS akibat Luka Bakar
4 Desember 2023 11:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Gunung Marapi menyemburkan material vulkanik saat erupsi terlihat dari Tanah Datar di Sumatera Barat, Minggu (3/12/2023). Foto: ADI PRIMA / AFP](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hgr0gapc9he0rhd37h41d8b2.jpg)
ADVERTISEMENT
Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) erupsi pada Minggu siang (3/12). Erupsi ini melontarkan abu vulkanik setinggi kurang lebih 1-3 kilometer.
ADVERTISEMENT
Berikut data pendaki yang belum turun atau dalam proses pencarian, per pukul 06.00 WIB, Senin (4/12):
Sedangkan berikut data pendaki yang sudah turun:
Di nomor 47, tercantum nama Zhafirah Zahrim Febrina. Kini ia sudah dibawa ke RSUD Padang Panjang akibat luka bakar.
Video Zhafirah Mahasiswi Pendaki Marapi yang Terjebak Erupsi: Ibu, Tolong...
Zhafirah merupakan mahasiswi Politeknik Negeri Padang, berusia 19 tahun, yang mengirimkan video ke ibunya.
"Ibu, tolong," kata Zhafirah melalui video itu.
Rani Radelani, orang tua Zhafirah, membenarkan kondisi anaknya seperti di video yang beredar. Saat ini, anaknya masih belum turun.
"Itu dia WhatsApp, dia tidak kuat lagi katanya," ujar Rani saat dihubungi kumparan, Minggu (3/12).
Zhafirah mendaki bersama teman-teman kampusnya sejak Jumat (1/12). Rencananya, akan turun Minggu (3/12).
ADVERTISEMENT
Menurut Rani, barang-barang anaknya telah hilang. Video kondisinya dikirim melalui handphone orang yang ditemukan.
"Barang dia hilang semuanya, jadi ada handphone orang dapat sama dia. Ada sinyal dan bisa dibuka handphonenya (dikirim kondisinya)," imbuhnya.
Tangan Zhafira Patah
Rani mengungkapkan, kondisi anaknya saat ini tangan patah. Badan telah dipenuhi Abu vulkanik.
"Tangannya patah, luka-luka. Tidak kuat lagi katanya," kata Rani.
Data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, jumlah pendaki yang terdata dari sistem booking online dan yang telah check-in di pintu masuk Batu Palano berjumlah 57 orang. Sedangkan dari pintu masuk Koto Baru berjumlah 13 orang.
Hingga pukul 16.55 WIB, Minggu (3/12), pendaki yang naik dari Koto Baru sudah turun semuanya dengan jumlah 13 orang. Sedangkan dari Batu Palano yang turun baru terpantau berjumlah 15 orang.
ADVERTISEMENT
Pihak BKSDA Sumbar beserta masyarakat nagari Batu Palano dan Koto Baru sedang berusaha mengevakuasi dan mengubungi para pendaki.