Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Zimbabwe Bersiap Gelar Pemilu Pertama Tanpa Mugabe
18 Januari 2018 16:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB

ADVERTISEMENT
Setelah Presiden Robert Mugabe lengser pada 2017 lalu, Zimbabwe berencana menggelar pemilihan umum dalam empat sampai lima bulan mendatang.
ADVERTISEMENT
Keterangan tersebut disampaikan Presiden saat ini Emmerson Mnangagwa. Pemilu itu merupakan pesta demokrasi pertama yang tidak diikuti oleh Mugabe sejak Zimbabwe merdeka .
"Zimbabwe akan menuju pemilu pada empat atau lima bulan ke depan dan kami memiliki waktu untuk menyebarkan damai, damai, dan damai. Karena akan sangat baik bagi kami menggelar pemilu yang damai," ucap Mnangagwa, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/1).
"Kami akan memastikan Zimbabwe akan menggelar pemilu yang bebas, kredibel, adil, dan tak terbantahkan, ini agar Zimbabwe dianggap dunia sebagai negara yang pantas disebut demokratis," sambung dia.
Dalam konstitusi yang berlaku di Zimbabwe negara itu harus menggelar pemilu antara 22 Juli dan 22 Agustus. Tetapi, parlemen punya wewenang untuk tidak menyelenggarakan pemilu di tanggal itu dan memajukan waktu pelaksanaanya.
ADVERTISEMENT
Pada pemilu mendatang penantang utama Mnangagwa adalah Partai Gerakan untuk Perubahan Demokrasi. Pemimpin partai itu merupakan tokoh oposisi ternama, Morgan Tsvangirai.
Mnangagwa dan partainya difavoritkan memenangkan pemilu. Pasalnya, Tsvagirai tengah menderita kanker yang berpengaruh pada perkembangan partai secara menyeluruh. Saat ini, Partai Gerakan Perubahan Demokratik terbelah dan semakin melemah.
Sejak 2000, pemilu di Zimbabwe selalu berujung kekerasan serta pertikaian politik. Mugabe dan partainya diduga selalu melakukan kecurangan saat pemilu berlangsung.
Pemilu 2018 ini, akan menjadi ujian penting bagi Zimbabwe. Pasalnya, jika pemilu berlangsung sukses dan damai maka bantuan internasional kemungkinan besar kembali diberikan pada Zimbabwe.