Zulhas Masuk Kabinet karena Harus Diakomodasi, Wamen untuk PBB & PSI Balas Jasa

18 Juni 2022 18:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serah terima jabatan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dengan Zulkifli Hasan, Rabu (15/6/2022). Foto: Humas Kementerian Perdagangan
zoom-in-whitePerbesar
Serah terima jabatan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dengan Zulkifli Hasan, Rabu (15/6/2022). Foto: Humas Kementerian Perdagangan
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menyebut penunjukan Zulkifli Hasan (Zulhas) sebagai Menteri Perdagangan adalah bentuk akomodasi politik yang dilakukan oleh Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Zulhas yang merupakan Ketum PAN menjabat Mendag menggantikan Muhammad Lutfi dalam reshuffle Rabu (15/6) lalu. Ini kali pertama PAN mendapat 'kue' di kabinet Jokowi usai bergabung dengan koalisi pemerintah.
"Para wamen, mantan panglima, termasuk politisi Zulhas punya kontribusi besar, kalau Zulhas tak punya kontribusi pada pemenangan 2019 tapi karena bergabung mau tidak mau harus diakomodasi," tuturnya dalam diskusi virtual bersama Trijaya FM, Sabtu (18/6).
Selain itu, kata Dedi, reshuffle tersebut menjadi upaya Jokowi memperkuat posisi sebagai presiden yang mengirim pesan kepada mitra koalisinya terkait loyalitas.
Sekjen PBB Afriansyah Noor bersiap mengikuti upacara pelantikan menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju sisa masa jabatan periode 2019-2024 di Istana Negara, Rabu (15/6/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto
Masuknya kader politik dari partai non-parlemen dalam jajaran kabinet juga disebut menjadi tindakan balas jasa. Sebab, tak bisa dipungkiri pihak partai non-parlemen juga sudah berkontribusi membantu kemenangan Jokowi.
ADVERTISEMENT
Adapun sosok dari partai non-parlemen yang masuk kabinet adalah Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB), Ferry Afriansyah Noor, sebagai Wamen Ketenagakerjaan dan Politikus PSI, Raja Juli Antoni, sebagai Wamen Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN).
"(Reshuffle) ini upaya Presiden memperkuat posisi, mengirim pesan kepada koalisi kalau ada satu dua loyalitas berkurang, presiden tetap tenang, karena ada tambahan satu partai yakni PAN," ungkap Dedi.
"Kalau untuk masuknya kader-kader politik dari partai non-parlemen tapi punya kontribusi pilpres ini hanya balas jasa saja, tapi mudah-mudahan pilihan presiden ini untuk pembangunan ke arah lebih baik," tandasnya.