Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
100 Km Pertama dengan Toyota Raize, Ini Karakter Mesin Turbo & Konsumsi BBM-nya
19 Mei 2021 9:52 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pengetesan dilakukan berfokus pada performa turbo dan sejumlah fitur. Termasuk akomodasinya ketika dijadikan sebagai mobil untuk mengangkut banyak barang bawaan.
Jadi, beginilah impresi kumparan setelah seharian berkencan dengan Toyota Raize .
Mesin turbo 3-silinder yang minim getaran
Bukan rahasia umum lagi kalau karakter mesin 3-silinder adalah getarannya yang besar. Ini karena pada beberapa saat terjadi kekosongan langkah pembakaran, sehingga tercipta getaran berlebih.
Namun tidak untuk mesin Raize. Pertama kali menstarternya minim getaran, seperti mesin 4-silinder biasa rasanya. Digeber pun getar tak sampai masuk kabin, dalam artian tak membuat dashboard bergoyang.
Technical Service Support PT TAM Didi Ahadi menjelaskan, getaran bisa diminimalisir dengan beberapa hal. "Salah satunya meracik ulang komponen engine mounting dan engine balance (massa penyeimbang)," ujarnya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Digas sedikit langsung ngacir
Kemudian berlanjut lagi saaat menjajalnya di jalanan langsung di tol dalam kota hingga Jakarta-Tangerang. Jambakan torsinya sudah terasa sejak putaran rendah. Ibaratnya pedal gas ditoel sedikit dan mobil langsung ngacir.
Jadinya saat macet atau dalam kondisi ramai lancar, sebenarnya tak perlu injak gas. Cukup rilis kaki dari pedal rem, mobil sudah langsung berakselerasi cukup bertenaga (tanpa digas).
Hal ini juga terjadi saat mencoba fitur Hill Start Assist (HSA) pada tanjakan 13 area parkir Kuningan City. Biasanya HSA akan bekerja menahan pergerakan selama 3 hingga 5 detik, di atas itu HSA non aktif dan apabila tanpa digas, mobil akan meluncur ke belakang.
Tapi tidak untuk mesin Raize. Selepas 5 detik tidak terjadi gejala mobil meluncur ke belakang, kaki juga tak menginjak pedal gas namun stand by di pedal rem. Yang ada mobil berangsur maju naik secara perlahan, karena besarnya tenaga dan torsi mesin.
ADVERTISEMENT
Inilah sensasi turbo Toyota Raize
Baru saat menginjak pedal gasnya dalam-dalam. Ada jeda sedikit sebelum turbonya bekerja. Tepat sebelum masuk 2.000 rpm, terjadi turbo lag. Namun jedanya terbilang singkat, di atas putaran itu tenaga langsung naik cepat sejalan kerja turbo mem-boosting output mesin.
Bukan yang terbilang melimpah memang, karena ingat lagi kubikasi mesin yang rendah. Kenaikan tenaganya juga tak sampai membuat hentakan pengemudi menjadi lebih bersandar ke jok.
Tapi tetap saja Toyota Raize ini fun to drive, tak kalah impresinya dengan Ford Fiesta Ecoboost.
Kecepatan 100 km/jam tak sampai 2.500 rpm
Yang lebih menarik adalah kecepatan tinggi Toyota Raize bisa diraih pada putaran mesin rendah. Jika Toyota Avanza 1.300 cc tanpa turbo kecepatan 100 km/jam diraih pada putaran mesin 3.200 rpm, maka Raize lebih rendah lagi.
Berkat turbo, mesin tak perlu meraung keras dan bekerja maksimal. Alhasil kecepatan 100 km/jam sudah bisa diraih secara konstan pada putaran mesin 2.300 rpm. Ini tentunya bisa berdampak positif pada konsumsi bahan bakarnya.
ADVERTISEMENT
Konsumsi BBM Toyota Raize 11 km/liter?
Sayangnya pengetesan kali ini belum berfokus pada konsumsi bahan bakarnya. Kami diajak untuk merasakan sensasi mesin turbo Toyota Raize, sehingga tak kami lewatkan untuk memacunya terus-menerus.
Selain itu objektif pengetesan juga untuk merasakan kerja beberapa fitur keselamatan aktif Toyota Safety Sense. Ya, unit yang kumparan coba merupakan tipe tertinggi, Toyota Raize GR TSS.
Maklum, Raize menjadi mobil dengan kelengkapan fitur keselamatan termurah di Indonesia. Bayangkan, dengan kocek sekitar Rp 250 jutaan sudah bisa dapat Lane Departure Warning dengan Steering Assist, Adaptive Cruise Control, hingga Miss Acceleration Pedal.
Beginilah hasil konsumsi BBM-nya, mengikuti informasi pada layar multi information display (MID), setelah menggebernya mengelilingi Jakarta hingga Tangerang dan balik lagi ke ibu kota dengan jarak sekitar 107 km.
Terpampang rata-rata konsumsi bahan bakarnya 11,1 km/liter. Ingat jangan dicap boros dulu ya, beberapa waktu angkanya sempat menunjukkan 15,4 km/liter pada kondisi berkendaranya yang lajunya konstan.
ADVERTISEMENT
Suspensi
Rute test drive Toyota Raize ini sebenarnya dominasinya pada jalan tol, karena balik lagi untuk merasakan kehebatan mesin turbonya. Namun tak afdal rasanya kalau tak mengajak SUV ini main di jalanan tak normal.
Ya, kami juga sempat membawanya pada jalanan proyek yang masih berupa gundukan tanah dan bebatuan. Hasilnya, tak mengecewakan. Suspensinya terbilang empuk dan nyaman.
Apalagi didukung ground clearance yang tinggi sekitar 200 mm, membuatnya tak mudah gasruk. Makanya kami percaya Raize masih cocok dijadikan kendaraan untuk menengok proyek, apabila jalannya tak terlalu off road, jalan makadam masih oke lah.
Bagasi yang bisa simpan perabotan rumah!
Terakhir bicara akomodasi bagasinya. Tantangannya adalah apakah bisa bagasi Toyota Raize seluas 369 liter muat banyak barang termasuk perabotan rumah?
ADVERTISEMENT
Jawabannya iya. Ragam barang mulai dari panel besi sepanjang 170 cm,atau rak kayu berukuran 150 cm bisa muat di dalam kabin Raize. Tapi tetap, salah satu jok tengah harus dilipat agar semua barang bisa masuk. Beginilah tampak bagasinya ketika diisi barang pada foto di bawah ini.