3 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pengemudi Mobil Matik

5 Agustus 2020 7:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Model tuas transmisi Toyota Kijang (Innova) generasi keenam Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Model tuas transmisi Toyota Kijang (Innova) generasi keenam Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
Mobil matik jadi salah satu solusi buat Anda yang selalu beraktivitas harian menggunakan mobil pribadi di Jakarta. Pengoperasiannya yang hanya menggunakan 2 pedal, dinilai jauh lebih mudah dan tidak membuat pegal pengemudi saat berada di kondisi kemacetan.
ADVERTISEMENT
Meski menawarkan berbagai keunggulan, tidak jarang beberapa pengemudi mobil matik masih melakukan kesalahan dalam mengoperasikan tuas transmisinya. Akibatnya, komponen sistem transmisi pun menjadi berpotensi cepat rusak.
Nah, supaya Anda tidak melakukan hal yang sama, tak ada salahnya mengetahui hal-hal apa saja yang sering menjadi kesalahan para pengemudi mobil matik dan bisa merusak sistem transmisi.

1. Mengoper gigi maju dan mundur mobil matik tanpa berhenti

Ilustrasi transmisi matik. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Pengoperasian yang sering jadi salah kaprah pada pengemudi mobil matik, yakni mengoper gigi dari gigi maju (D) ke gigi mundur (R) atau sebaliknya tanpa menunggu mobil berhenti terlebih dahulu.
Dampak pengoperasian yang salah kaprah itu, kata Hermas, bisa membuat cantolan pada tuas transmisi belum menyantol secara sempurna. Akibatnya, mobil pun akan menjadi selip dan tidak bisa masuk gigi.
ADVERTISEMENT

2. Kick down langsung ke gigi rendah

Ilustrasi posisi kaki pada mobil matik. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Hal salah kaprah pada mobil matik berikutnya, dikatakan Hermas, yakni banyaknya pengemudi yang terlalu bernafsu melakukan kick down hingga gigi paling rendah pada mobil matiknya, saat membutuhkan akselerasi instan.
Cara tersebut sebenarnya bukanlah suatu hal yang dilarang, hanya saja apabila teknik downshift itu terlalu sering digunakan tanpa memperhatikan kondisi jalan, putaran mesin, dan spesifikasi mobil, justru akan mempercepat kerusakan pada transmisi matik.
"Kalau kita kick down dari 4 ke 3 tidak ada masalah, karena dari D ke 3 itu yang bekerja sistem elektrik. Tetapi ketika dari 3 ke dua atau D langsung kedua, ini yang berbahaya," ujar Hermas.
Ilutrasi transmisi mobil matik Foto: Istimewa
Kondisi putaran mesin yang masih sangat tinggi, lalu dipaksakan untuk masuk gigi rendah, maka bisa menyebabkan terjadinya overspeed dan selip pada sistem transmisinya.
ADVERTISEMENT
Teknik teramannya kata Hermas, sebaiknya lakukan perpindahan gigi kick down secara bertahap dan sesuaikan dengan putaran mesin.
"Jadi kalau mau akselerasi di tanjakan ekstrem, jangan lebih dari 40 km per jam kita pindah ke 2, lalu jangan lebih dari 20 km per jam kita oper ke 1," beber Hermas.

3. Sering lupa mengaktifkan kembali OverDrive

Tombol Overdrive Pada Transmisi Matik Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Kesalahan terakhir yang sering dilakukan para pengemudi mobil matik, yakni lupa mengaktifkan kembali tombol overdrive (OD) pada tuas transmisinya. Akibatnya, laju mobil pun menjadi terus tertahan dikarenakan tuas transmisi yang hanya dibatasi hingga gigi 3.
"Nah kalau dia off atau lampu OD di dashboard-nya nyala terus, ya kita melajunya mentok di 3 terus. Akhirnya yang terjadi ya mesin jadi cepat panas, nah efek lanjutannya ke mana, ya bisa ke sistem transmisi itu sendiri," kata Hermas.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Hermas pun selalu mengingatkan agar para pengemudi mobil matik memahami cara dan teknik mengoperasikan tuas transmisi pada mobilnya. Apabila ada yang belum dipahami, sebaiknya tanyakan pada yang benar-benar paham, agar pengoperasian tuas transmisi matik tidak menjadi hal yang salah kaprah.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Saksikan video menarik di bawah ini.