Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, PT Kwang Yang Motor Co, Ltd atau disingkat Kymco, keagenannya dipegang PT. Kymco Lippo Motor Indonesia (KLMI), sampai akhirnya sekarang beralih ke PT Smart Motor Indonesia (SMI).
Berada di bawah Kymco Motor Taiwan, SMI ingin bangkitkan lagi Kymco di dalam negeri. Selain membangun pabrik, mereka juga bakal mengembangkan jaringan. Namun, bermain di pasar otomotif terbesar ketiga di dunia ini tak mudah.
Neo Chen, President Director, PT Smart Motor Indonesia (Kymco Indonesia) mengakuinya. Setidaknya ada tiga kesulitan yang dihadapi, buat penetrasi pasar.
1. Promosi
Sadar kalau merek non Jepang tak begitu populer di Indonesia, Kymco tetap optimis dan berupaya keras buat mempromosikan diri ke masyarakat.
Mereka ingin masyarakat tahu kalau Kymco bukan merek abal-abal. Di Eropa saja, sepeti di Italia dan Spanyol, produk mereka terbilang laris.
ADVERTISEMENT
“Masalah kami pada promosi juga, kami ingin memberi tahu kalau Kymco sudah kembali walaupun tak pernah juga pergi dari Indonesia,” ucap Neo.
Bicara soal kualitas, bila mencoba merunutnya sejak pertama kali lahir di 1964, Kymco ternyata mendapat transfer teknologi dari Honda (know-how). Sampai akhirnya fasilitas produksi Kymco di Taiwan, menjadi salah satu pabrik Honda berkualitas baik di luar Jepang.
2. Riset Pasar
Kesulitan kedua mereka adalah soal riset pasar, untuk menentukan produk apa yang bisa dijual dan mendapat respon positif di masyarakat. Tak berhenti sampai situ, produk hasil riset itu juga jangan sampai head-to-head langsung dengan pabrikan Jepang.
“Kami lihat TVS dahulu pernah gelontorkan produk skutik Dazz yang masuk di segmen Honda BeAT, itu sulit. Jadi kami berusaha untuk masuk di segmen atau golongan anti-mainstream,” kata Neo.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, kata Neo, mereka tak mengimpor CBU model yang dipasarkan di sini, tapi untuk dirakit secara lokal, di fasilitas Kymco Kawasan Industri KITIC Kota Deltamas Bekasi. Jadi perlu perhitungan yang matang.
3. Buka Jaringan
Neo menyebut, mereka harus banting tulang untuk bisa meyakinkan investor untuk membangun jaringan Kymco. Pasalnya kebanyakan mereka berorientasi pada pabrikan Jepang.
“Saat ini yang kami pahami, Honda saja menguasai 75 persen, Yamaha 22 persen, Suzuki dan Kawasaki 1 persen. Seluruh market sudah dikuasai produk Jepang, Jadi kami sadar masuk ke market yang seperti ini sangat berat,” ucap Neo.
Namun SMI terus berusaha meyakinkan calon rekan bisnis mereka, kalau berinvestasi di Kymco menjanjikan ke depannya.