Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Jadi Toyota baru saja mengenalkan secara resmi SUV terbaru mereka all new Toyota C-HR. Toyota C-HR sendiri masih sangat 'segar' di katalog Toyota global. Tidak heran kalau kedatangannya ke Indonesia mendapat perhatian yang cukup besar dari konsumen dalam negeri.
ADVERTISEMENT
kumparanOTO sempat mengulas tentang hal-hal baik dari mobil tersebut. Namun kurang adil rasanya jika kami tidak memberikan pertimbangan dari sisi kekurangan mobil ini, mengingat tidak ada mobil yang benar-benar sempurna.
Oleh sebab itu setelah puas berkenalan, bertatap muka, dan mengobrak-abrik dalam (minus tes kendara) dengan Toyota C-HR, Selasa (10/4), kumparanOTO dapat menemukan setidaknya empat hal yang mungkin sebaiknya kamu pertimbangkan sebelum membeli mobil ini.
1. Lampu utama
All new Toyota C-HR berhasil menunjukkan kesan sebagai mobil modis dan modern berkat lekukan-lekukan di bagian bodinya. Kesan elegan dan 'keren' pun hadir pada desain mobil ini. Pertama kali melihat mobil ini rasanya kebanyakan orang bisa dengan mudah terpukau.
Namun kekaguman pada produk ini sedikit luntur, tatkala lampu mobil dinyalakan. Bagaimana tidak, di saat mayoritas pabrikan mobil sudah memanfaatkan lampu LED yang tidak hanya menawarkan pencahayaan lebih luas dan lebih irit daya namun juga lebih elok, lampu utama dari Toyota C-HR non-LED. PT Toyota Astra Honda Motor (TAM) tidak menyertakan keterangan tentang ini dalam brosur produk, namun berkaca dari website Toyota Thailand, Toyota C-HR 1.8 (non-hybrid) memang masih menggunakan lampu halogen.
ADVERTISEMENT
Hal ini memang bukanlah perkara besar dan bahkan bisa langsung terselesaikan dengan mengganti unit lampu dengan LED. Namun hal ini sangat disayangkan mengingat Toyota C-HR bisa dikatakan cukup konsisten dengan konsep futuristik pada bagian lain mobil ini.
2. Warna berbeda pada panel pintu baris kedua
Melihat foto di website ataupun saat pertama kali selubungnya dibuka, rasa kagum dengan warna merah metalik yang menjadi warna signature' dari all new Toyota C-HR langusng muncul. Sayangnya begitu mendapat kesempatan untuk lebih dekat --secara fisik-- dengan mobil ini, ada perasaan janggal ketika hendak membuka gagang pintu penumpang belakang. Pertama-tama, harus diakui konsep desain pintu penumpang belakang ini cukup unik dan menarik. Sekilas pasti sulit menyadari posisi gagang pintu belakang ini.
ADVERTISEMENT
Namun pada display unit yang dihadirkan TAM di Empirica, SCBD , Jakarta Selatan, ada hal kecil yang mengherankan. kumparanOTO mendapatkan kalau panel pintu penumpang belakang pada mobil ini berbeda warna. Tidak signifikan memang, hanya sedikit lebih oranye. Namun jika sudah menyadari sulit untuk sekadar mengalihkan perhatian pada detail seperti ini.
Menanyakan hal ini ke Manager Public Relation TAM, Rouli Sijabat, kami sedikit lega.
"Itu hanya karena ini model trial," jelas Rouli. Dia menambahkan seharusnya warna panel pintu itu sama dengan warna bodinya. Dia juga menegaskan kalau konsumen nantinya bisa langsung melihat display unit di diler untuk memastikan hal ini.
3. Headroom yang minim
Puas membedah sisi luar mobil, giliran dalam kabin yang coba kami pelajari. Karena banyak yang penasaran dengan kursi kemudi, kami pun coba masuk ke kabin penumpang belakang terlebih dahulu. Baru beberapa detik duduk di dalam langsung terasa kalau mobil ini hanya menyediakan sedikit headroom untuk orang dengan tinggi sekitar 176 cm seperti saya. Hanya menyisakan jarak sekitar satu telapak tangan alias sekitar 10 cm.
Hal yang sama ternyata juga terjadi pada bangku kemudi dan penumpang depan. Saat mencoba duduk tegak di dalam mobil ruangan di atas kepala hanya tersisa sekitar 10 cm sebelum kepala menyentuh langit-langit mobil. Untuk calon konsumen dengan tubuh yang lebih tinggi, tidak ada salahnya untuk mecoba masuk kabin mobil sebelum membawa pulang mobil ini.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini tentu saja merupakan efek dari gaya coupe yang dikejar Toyota C-HR yang membuat atap belakang merendah.
4. Harga
Oke, untuk poin ini mungkin boleh didebatkan. Namun dengan harga mencapai Rp 490 juta (untuk varian dengan two tone, yang paling mahal), rasanya ada beberapa produk lain yang menawarkan produk dengan fitur yang lebih baik.
Meski harus diakui, fitur keamanan yang ada pada all new Toyota C-HR bisa dikatakan lengkap, sulit melihat fakta kalau all new Toyota C-HR dibanderol lebih mahal ketimbang Toyota Fortuner (seri paling rendah Rp 467,3 juta).
Belum lagi jika kita membandingkan dengan Honda H-RV ataupun Mazda CX3 --yang meski Toyota menolak untuk membandingkan produknya dengan dua mobil ini-- yang punya harga lebih rendah. Seri paling tinggi Honda H-RV, 1.8L E CVT Mugen 'hanya' dihargai Rp 404,5 juta sedangkan Mazda CX3 Grand Touring (juga seri tertinggi) dibanderol dengan harga Rp 438,8 juta. Dengan harga lebih rendah, kedua unit SUV berkapasitas 5-penumpang dengan mesin lebih besar atau sama dengan all new Toyota C-HR ini sudah dilengkapi dengan beberapa fitur pemanis seperti sunroof misalnya. Namun pada akhirnya masalah ini kembali kepada calon konsumen yang mungkin sudah kandung suka dengan mobil ini.
ADVERTISEMENT
Live Update