46 Persen Kecelakaan di Jalan Tol Melibatkan Truk

20 November 2019 13:36 WIB
clock
Diperbarui 11 Desember 2019 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Truk pemicu kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Truk pemicu kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Kecelakaan yang terjadi di jalan tol sepanjang Januari-September 2019 mencapai 780 kasus. Angka tersebut sudah mengalami penurunan sekitar 10 persen, dibanding periode yang sama 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Demikian diungkapkan Traffic Management Department Head PT Jasa Marga (Persero) Atika Dara Prahita, ketika ditemui di sela-sela edukasi 'Budaya Tertib Lalu Lintas kepada Pengguna Jalan Tol', di Isuzu Training Center Harapan Indah Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/11).
Fakta data mengejutkan lainnya, sebanyak 46 persen kecelakaan tersebut disebabkan atau melibatkan kendaraan truk non golongan I, atau kendaraan angkutan barang.
Ilustrasi pengemudi truk. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri
"Padahal populasi dari truk non golongan I sendiri tak mencapai 10 persen. Tapi kontribusi terhadap kecelakaannya hampir 50 persen," ucapnya.
Lebih dari itu, dari kecelakaan yang melibatkan truk 86 persen di antaranya karena faktor pengemudi. Ini yang kemudian jadi perhatian Jasa Marga sebagai operator jalan tol.
"Jadi karena itu fokus kami saat ini bagaimana bisa melahirkan pengemudi yang berkeselamatan di jalan tol," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Edukasi sopir truk dalam program 'Jasa Marga Tertib Lalu Lintas 2019'. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri

Edukasi pengemudi truk

Atas dasar alasan tersebut, PT Jasa Marga bersama Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) akhirnya mengangkat program edukasi “Budaya Tertib Lalu Lintas kepada Pengguna Jalan Tol” kepada 40 pengemudi truk dari berbagai asosiasi industri.
"Bagi kami, menciptakan agen-agen perubahan yang bisa mewujudkan berkeselamatan di jalan tol itu penting. Artinya, segala fasilitas dan jalan yang sudah kami berikan dengan rambu-rambu yang lengkap, penegakkan hukum, dan juga PJR, itu tidak akan berfungsi kalau behaviour pengemudinya belum berubah," ucapnya.
Edukasi sopir truk dalam program 'Jasa Marga Tertib Lalu Lintas 2019'. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri
Road Safety Consultant Jasa Marga Defensive Driving Academy Eko Reksodipuro menyatakan, ada tiga faktor krusial di dalam diri manusia dalam berkendara, yakni kognitif, afektif, dan sensori motorik.
“Kognitif adalah pengetahuan. Afektif berkaitan dengan sikap, resistance terhadap peraturan dan sebagainya. Terakhir adalah sensori motorik yang berkaitan dengan reflek tanpa harus berpikir. Jasa Marga tepat memberikan pelatihan ini kepada pengemudi truk karena dapat mengembangkan ketiga faktor tersebut,” tutupnya.
ADVERTISEMENT