5 Fakta Unik Seputar Bus yang Ada di Indonesia

8 Januari 2021 12:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus sleeper Pandawa87 Foto: dok. Pandawa87 Karawang
zoom-in-whitePerbesar
Bus sleeper Pandawa87 Foto: dok. Pandawa87 Karawang
ADVERTISEMENT
Bus di Indonesia terkenal spesial karena desainnya mewah dan elegan. Bentuknya dari masa ke masa selalu bertransformasi.
ADVERTISEMENT
Kini bus dengan dek tinggi dan tampilan depan menggunakan topi, ditambah penggunaan dua kaca tengah digandrungi banyak orang. Sebab dengan kombinasi bentuk baru tersebut membuat bus makin sedap dipandang.
Bus Bigbird Alpha Premium. Foto: dok. Blue Bird
Namun tahukah Anda, di samping keistimewaan tadi ada beberapa fakta menarik soal bus Indonesia. Berikut ini kumparan rangkum menjadi fakta-fakta unik yang jarang diketahui banyak orang.

1. Mesin bus tidak dimatikan saat isi solar

Ya, banyak pengemudi yang enggan mematikan mesin bus saat isi solar di SPBU. Ini dilakukan tentunya agar AC tetap bekerja sehingga kenyamanan penumpang terjaga.
Tapi di samping itu, tetap menyalakan mesin bus juga merupakan upaya agar performa mesin berumur panjang. Sebab mematikan atau menghidupkan mesin bus butuh prosedur khusus, supaya komponen turbonya tidak rusak.
Bus Damri di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur yang kembali beroperasional pasca aksi mogok. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Jadi setiap sebelum dimatikan, mesin harus dalam kondisi idling sebagai pendinginan. Pun ketika sudah dihidupkan, perlu waktu beberapa menit sebelum bus jalan lagi, karena mesinnya butuh panas tinggi supaya bisa bekerja maksimal.
ADVERTISEMENT
Makanya daripada butuh waktu lama mengikuti prosedur tadi, mesin tidak dimatikan.

2. Parkir juga tak matikan mesin

Ini yang biasa dirasakan ketika bus mampir restoran. Saat diparkirkan, mesin bus biasanya juga tak dimatikan.
Sejumlah bus terparkir di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (30/3/2020). Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Penjelasan teknisnya serupa sebelumnya, menyangkut kenyamanan penumpang sehingga AC harus terus dihidupkan. Lalu haram hukumnya manakala pengemudi menstarter mesin kemudian menjalankan bus, atau sesudah parkir langsung mematikan mesin.
Karena proses mematikan dan menghidupkan mesin yang butuh waktu relatif lama itu lah, membuat pengemudi memilih untuk tetap menyalakan mesin bus saat parkir.

3. Proses pembuatan bus baru bisa 2 bulan lebih

Kemudian untuk mendapatkan bus baru ternyata tak semudah membeli mobil di diler. Bus juga tidak ready stock, alias dibuat sesuai pesanan.
Pembuatan Bus TransJ oleh karoseri di Jawa Tengah Foto: Nabilla Fatiara/kumparan
Pembeli bus harus memesan sasis ke produsen atau distributor, kemudian melanjutkan produksinya ke karoseri. Di karoseri, semua proses pembentukan bodi, interior, pengecatan sesuai livery, sampai penambahan fitur dan fasilitas bus dilakukan.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, waktu pembuatannya bisa mencapai 45 hari kerja atau sama dengan 2,5 bulan. Itu pun jika tidak ada antrean. Apalagi jelang musim mudik biasanya permintaan bus baru meningkat.

4. Harganya bisa lebih Rp 2 miliar

Nah selain proses pembuatannya yang panjang, harga satu unit bus dengan fasilitas lengkap dengan toilet, port USB, kursi dengan leg rest, sekat untuk area merokok, dan lainnya bisa mencapai Rp 2 miliar.
Model berada di depan bus produksi karoseri CV Laksana saat pelepasan ekspor perdana di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (21/3/2019). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Bahkan bisa lebih untuk bus tingkat yang umumnya memiliki 3 kelas. Harganya mahal memang, setengah dari nominal tadi untuk menebus sasis, yang banderolnya tinggi.

5. Kaca depan bus dipasang tameng

Terakhir yang tak kalah menarik adalah bus AKAP trayek Sumatera kerap dipasangkan tameng pada bagian kaca depan. Bentuknya berupa besi berjaring.
Pilihan bus Sumatera. Foto: dok. kumparan
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerusakan kaca depan, sebab beberapa jalur terkenal rawan oleh oknum tidak bertanggung jawab, yang sering melempar batu ke kaca depan.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT