5 Penyebab Kecelakaan yang Wajib Diantisipasi Pemudik Motor

28 Maret 2025 2:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kecelakaan motor. Foto: Sofirinaja/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecelakaan motor. Foto: Sofirinaja/Getty Images
ADVERTISEMENT
Head of Safety Riding Promotion Wahana Honda Agus Sani mengungkapkan, berdasarkan data statistik mudik tahun 2024 dari Korlantas Polri sepeda motor menjadi penyumbang angka kecelakan tertinggi dibandingkan dengan kendaraan lain.
ADVERTISEMENT
“Dari data statistik di tahun 2024 itu ada 242 juta pemudik. Kemudian kecelakaan lalu lintas saat mudik ada 2.985 kejadian yang mengakibatkan 429 orang meninggal dunia akibat perjalanan mudik,” kata Sani saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Nah sementara sebanyak 73 persen itu adalah sepeda motor yang terlibat kecelakan,” lanjutnya.
Sani menjelaskan, setidaknya ada lima penyebab utama kecelakaan yang risikonya sangat fatal selama di perjalanan mudik.

1.Gagal menjaga jarak aman

Pengendara motor melintas di Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (14/5). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Saat perjalanan mudik, pengendara sepeda motor memiliki jarak yang sangat dekat baik dengan sepeda motor atau kendaraan-kendaraan lain. Sani bilang tidak ada jarak aman antar pemudik.
“Kecepatan motor tinggi, tapi jaraknya dekat-dekat gitu. Nah ini kadang dari depan saat ada tabrakan beruntung jangankan motor, mobil pun sering kejadian tabrakan beruntun. Karena apa? Karena mereka tidak menjaga jarak aman,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kata Sani, jarak aman yang benar ternyata tidak diukur dengan meter. Jarak aman itu diukur dengan waktu.
Pemudik sepeda motor membawa anaknya tanpa menggunakan helm melintas ke arah Cirebon dan Jawa Tengah di Jalan Raya Pantura, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (26/3/2025). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
“Ya berdasarkan kecepatan, jadi kalau misalnya jarak aman saya dengan kendaraan depan saya itu adalah 3 detik. Maka semakin tinggi kecepatan saya maka semakin jauh jarak aman saya dengan kendaraan depan,” ungkapnya.
“Tapi, kalau semakin dekat semakin pelan ke kendaraan saya, maka semakin dekat jarak aman saya. Jadi waktunya harus gitu ya. Kemudian supaya tidak terjadi kecelakaan, saat jalan konvoi jangan terlalu dekat-dekat,” lanjutnya.
Hal tersebut bisa saja saat naik motor, di posisi depan ada yang mengerem mendadak. Sementara pengendara yang belakang tidak siap, yang terjadi adalah tabrakan beruntun.

2.Kelalaian terhadap lalu lintas di depan

Seorang bapak bersama anaknya berswafoto saat antre menunggu kapal bersandar di Pelabuhan Pelindo Ciwandan, Kota Cilegon, Banten, Rabu (26/3/2025). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
Ketika berkendara masih banyak pengendara yang tidak fokus di jalan. Akibatnya berdampak kepada keselamatan pengendara tersebut dan pengendara lainnya.
ADVERTISEMENT
“Kelalaian terhadap lalu lintas dari depannya itu juga sering terjadi. Misalnya lagi berkendara sambil main handphone gitu ya, terus melawan arus ini sering terjadi dan mengakibatkan kecelakaan,” ujarnya.

3. Kelalaian saat berbelok

Lampu depan dan lampu sein motor listrik GESITS. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Selanjutnya, menurut Sani masih banyak yang lalai saat akan belok di jalan. Ini juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan di jalan.
“Karena biasanya orang di jalanan merasa dia sudah terbiasa naik motor, untuk belok dia nggak perlu lagi nyalain sein, belok-belok aja gitu. Padahal sein itu penting untuk apa? Untuk menginformasikan kepada pengendara yang lain supaya mereka paham kita mau arahnya ke mana gitu,” pungkasnya.
Asyik melahap tikungan pakai Honda PCX 150 Foto: Istimewa
Saat ini, masih banyak pengendara motor yang tidak bijak menggunakan sein, ada pengendara yang menyalakan sein kanan tapi beloknya ke kiri. Atau menyalakan sein kanan tapi tidak belok.
ADVERTISEMENT
“Atau ada juga ketika keluar persimpangan di perempatan jalan itu enggak memperhatikan jalan, langsung saja keluar jalan. Yang paling fatal biasanya yang keluar gang secara tiba-tiba, itu berpotensi ditabrak kendaraan lain,” ujarnya.

4. Melampaui batas kecepatan

Pemudik motor melintas di Jalan Raya Serang, Cikupa Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (25/3/2025). Foto: Putra M. Akbar/ANTARA FOTO
Selanjutnya terkait batasan kecepatan saat menggunakan motor. Bahkan untuk motor dengan kubikasi mesin besar tak sedikit yang memacu kuda besinya di jalanan umum.
“Ini juga sering apalagi teman-teman yang menggunakan motor di atas 250 cc, saat naik motor gak mungkin sesuai dengan aturan lalu lintas Indonesia. Sesuai aturan Indonesia itu kan sebenarnya batas maksimal kecepatan di perkotaan Itu 50 km/jam, tapi kenyataan di lapangan bagaimana? Jarang ada naik motor 250 cc terus jalannya santai,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sani mengungkapkan, saat ini memang penindakan terhadap batas kecepatan oleh pihak kepolisian ini jarang dilakukan. Kebanyakan aturan terkait kelengkapan berkendara yang sering ditegakkan.
“Yang paling kelihatan adalah tidak menggunakan helm. Tapi soal batas kecepatan banyak yang memicu motornya sampai 100 km/jam. Ini kan sudah sangat bahaya, karena kecelakaan itu kan tidak melibatkan dirinya sendiri, tapi melibatkan orang lain juga,” kata Sani.

5. Pelanggaran marka jalan

Yellow Box Junction Foto: dok. Istimewa
“Nah kemudian yang terakhir itu pelanggaran terhadap marka jalan. Biasanya marka jalan ini banyak pengendara yang bisa naik motor, bahkan dari awal dia belajar motor dia mampu secara skill-nya oke gitu ya. Tapi dia enggak paham marka jalan karena ketika bisa bawa motor, semuanya otodidak tidak ada yang melewati kursus,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Sani menegaskan banyak pengendara yang masih tidak paham tujuan atau arti marka jalan yang ada. Sehingga mengakibatkan kecelakaan karena kurangnya pengetahuan.
“Yang dia tahu skill-nya yang penting Oke gitu. Tapi markanya dia nggak paham, nah ini yang sering mengakibatkan kecelakaan,” tuntasnya.
ADVERTISEMENT
***
kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 akan digelar pada Selasa, 6 Mei 2025, di MGP Space, SCBD Park. Mengusung tema “Sinergi Menuju Industri Otomotif Berkelanjutan,” forum diskusi ini menghadirkan para pemangku kepentingan, termasuk pemimpin industri, profesional, dan perwakilan pemerintah, untuk berdiskusi serta berbagi wawasan mengenai masa depan industri otomotif berkelanjutan. Nantikan infonya di kumparan!