Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
550 Kilometer Menjajal Yamaha NMax 'Turbo' dari Bengkulu ke Palembang
15 September 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
kumparan kembali menjajal Yamaha NMax Turbo dalam rangkaian acara Tour Boemi Nusantara oleh PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Sebelumnya kami telah mencoba motor ini dir Sirkuit Sentul, Bogor dan touring dari Jakarta ke Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kali ini kumparan bersama media lain dan komunitas melakukan perjalanan dari Bengkulu menuju ke Palembang. Sedikitnya ada 20 motor Yamaha NMax Turbo yang digunakan untuk menempuh perjalanan sekitar 550 kilometer.
Perjalanan dilakukan selama 3 hari saya mengendarai NMax Turbo varian Tech Max, di hari pertama motor dijajal untuk berkeliling Kota Bengkulu. Pada hari kedua perjalanan dilakukan dari Bengkulu menuju Lahat, lalu di hari ketiga dilanjutkan dari Lahat menuju Palembang.
Selama perjalanan saya mencoba mengeksplorasi fitur ‘turbo’ alias YECVT (Yamaha Electric Continuosly Variable Transmission). Komponen ini adalah pengganti fungsi dari roller konvensional yang umumnya digunakan pada motor matik pada umumnya.
NMax keluaran terbaru ini juga punya dua mode berkendara yang bisa diatur yakni T mode (Town) dan S mode (Sport). Setiap mode, bisa diatur dengan menekan tombol shift mulai dari low (1), medium (2) dan high (3).
ADVERTISEMENT
Saat hari pertama bensin sudah terisi full, trip pertama ini motor dipakai keliling kota sekaligus pengenalan bagi peserta yang belum pernah menunggangi Yamaha NMax Turbo.
Sebagai informasi, selama perjalanan saya yang punya postur 174 cm dengan berat badan 65 kilogram, berangkat sendiri tanpa ada pembonceng dan tidak membawa banyak barang.
Selama berkeliling Kota Bengkulu, kecepatan hanya sekitar 40 sampai 50 km/jam. Mode yang digunakan adalah T mode karena memang perjalananya masih santai.
Lanjut di hari kedua, posisi indikator bensin masih dalam posisi penuh. Berangkat pagi hari, rombongan berangkat dari Bengkulu menuju Lahat.
Rute jalannya terdiri dari jalan perkotaan, pegunungan hingga malam melewati area perkebunan yang sepi dan minim pencahayaan. Kondisi jalannya juga beragam mulai dari yang mulus, berlubang, tanjakan dan turunan curam hingga jalan basah karena diguyur hujan deras.
ADVERTISEMENT
Selepas keluar dari Kota Bengkulu rombongan membelah jalan pegunungan yang berkelok-kelok. Saya langsung mencoba menggunakan fitur turbo dengan S mode untuk melibas tanjakan terjal.
Dan hasilnya? Tenaga yang dikeluarkan sangat memudahkan ketika melewati tanjakan yang sangat terjal. Motor tetap melaju tanpa kesulitan, mesin motor pun tidak terdengar menggerung sama sekali.
Ketika melewati turunan fitur turbonya juga bisa dipakai untuk melakukan deselerasi, sehingga bisa meminimalisir penggunaan rem, karena tenaganya langsung tertahan.
Ketika menemukan jalan kosong, sesekali saya mencoba memaksimalkan fitur turbo dengan menekan tombol shift hingga ke tingkat ketiga atau High.
Hasilnya, membuat perputaran mesin motor menjadi tinggi, selain itu Variable Valve Actuation (VVA) pun aktif. Motor pun sangat mudah melakukan akselerasi bahkan untuk menembus kecepatan hingga 115 km/jam.
ADVERTISEMENT
Tapi selama perjalanan saya belum menemukan berapa top speed dari motor gambot ini. Hal itu dikarenakan medan jalan yang kurang mulus serta kondisi jalan yang juga ada pengendara lain di luar rombongan.
Di hari kedua, perjalanan dilanjutkan dengan rute Lahat menuju Palembang dengan rute jalan perkotaan. Tapi kondisi jalannya tidak sepenuhnya mulus, karena medan dilalui adalah rute truk pengantar batu bara, sehingga di dominasi jalan berlubang dan bergelombang.
Di rute ini, saya lebih banyak menggunakan T mode untuk mencoba tenaga mesin karena di hari sebelumnya sudah pakai S mode.
Hasilnya memang tenaga yang dihasilkan tidak semaksimal ketika pakai S mode. Namun menurut saya saat turbo diaktifkan, modus T ini masih sangat sanggup dipakai untuk menyalip dua sampai tiga kendaraan, meski powernya tidak ngejambak seperti S mode.
ADVERTISEMENT
Nah dari tiga hari perjalanan berdasarkan mid, jarak yang sudah ditempuh adalah 563,2 Km dari Bengkulu ke Palembang. Sedangkan rata-rata konsumsi bahan bakarnya adalah 34,1 km/liter dengan kecepatan rata-rata 41 km/jam.
Tapi ada juga peserta yang rata-rata konsumsi bahan bakarnya mencapai 30 km/liter bahkan ada yang mampu mencapai 45,2 km/liter. Itu semua kembali lagi kepada cara pengendara memacu kendaraannya.
Selama perjalanan semua motor rombongan diisi sampai penuh sebanyak dua kali. Dan saat sampai di Palembang sisa bensinnya tinggal 1 bar.
Suspensi NMax Turbo
Nah bagaimana soal suspensinya? Menurut saya ubahannya sangat drastis, saya yang juga sempat menggunakan NMax generasi pertama merasakan suspensi belakangnya sangat keras bahkan tak sedikit yang bilang shockbreaker belakang NMax generasi pertama bikin sakit pinggang.
ADVERTISEMENT
Namun pada NMax Turbo varian Tech Max ini saya sudah sama sekali tidak merasakan itu. Posisi duduknya menurut saya juga ideal dengan segitiga ergonomi yang proper.
Selain itu bentuk joknya sangat nyaman, ada pemisah antara pengemudi dan penumpang belakang dengan tingkat ketinggian yang berbeda.
Sehingga mampu menopang bokong dengan sangat nyaman. Kalau mulai lelah juga bisa memundurkan posisi duduk dan menyelonjorkan kaki ke dek.
Meski banyak lubang dan jalan rusak selama perjalanan, itu semua masih bisa diminimalisir oleh suspensinya. Selain itu juga tidak ada istilah 'ngejedug' di motor ini.
Saat dibawa nikung motor ini juga sangat anteng dan tidak limbung. Meskipun jalanan licin saat hujan motor tetap stabil ketika dipacu.
ADVERTISEMENT