Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Meluncurnya duet kembar Daihatsu Rocky dan Toyota Raize memang bukanlah yang pertama dihadirkan oleh dua jenama asal Jepang tersebut. Kedua merek itu telah cukup lama meluncurkan mobil-mobil kembar yang hadir dengan menggunakan satu platform yang sama.
ADVERTISEMENT
Bila dihitung sejak dahulu, tentunya akan ada banyak sekali mobil-mobil kembar yang dihasilkan oleh dua merek tersebut. Namun, dari sekian banyak pasang mobil kembar yang diluncurkan oleh Daihatsu dan Toyota, terdapat beberapa mobil yang rupanya cukup eksis di Indonesia hingga saat ini.
Apa saja mobil-mobil kembar tersebut? Berikut kumparan sajikan informasi lengkapnya
Ya, dua nama ini bisa dibilang menjadi sepasang mobil kembar yang sangat eksis di Indonesia. Meluncur pertama kali pada tahun 2003 silam, dua mobil ini terus melakukan regenerasi hingga saat ini.
Yang terbaru pada awal tahun 2019 lalu, Daihatsu dan Toyota sama-sama baru saja meluncurkan facelift kedua dari generasi kedua Xenia dan Avanza. Kedua mobil tersebut, sama-sama dihadirkan oleh Daihatsu dan Toyota untuk menyasar segmen Low MPV.
Meski memiliki wajah yang hampir serupa, keduanya tetap memiliki beberapa perbedaan. Baik itu pada bagian eksterior, interior, fitur-fitur dan tentunya juga harga. Untuk mesinnya sendiri, kedua mobil tersebut sama-sama dibekali dengan 2 pilihan kapasitas mesin, yaitu 1.3 liter dan 1.5 liter.
ADVERTISEMENT
Seolah ingin mengikuti jejak kesuksesan Xenia dan Avanza, Daihatsu dan Toyota kembali berkolaborasi lagi pada tahun 2006. Kala itu, kedua merek tersebut sama-sama meluncurkan sepasang mobil baru yang diberi nama Terios untuk Daihatsu dan Rush untuk Toyota.
Hadirnya sepasang mobil tersebut rupanya berawal dari keinginan Daihatsu kala itu yang ingin menghadirkan penerus dari Taruna. Namun seiring adanya kerjasama antara Daihatsu dan Toyota, rupanya pihak Toyota tertarik untuk menjual juga mobil tersebut dengan nama Rush.
Dua mobil itu sendiri terakhir kali mendapatkan major change pada Januari 2018 lalu, di major change-nya tersebut, Terios dan Rush sama-sama hadir dengan bentuk bodi yang jauh lebih membulat dibanding sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Ubahan desain yang signifikan tersebut, nampaknya sukses membuat performa penjualan keduanya terus mengalami peningkatan. Hingga saat ini, dua mobil tersebut terbukti masih memimpin segmen mobil Low SUV di Indonesia.
Keluarnya kebijakan pemerintah terkait mobil Low Cost Green Car (LCGC), rupanya turut memicu Daihatsu dan Toyota untuk kembali bekerja sama menghadirkan sepasang mobil baru. Di tahun 2013, dua jenama asal negeri Sakura tersebut resmi meluncurkan mobil LCGC perdananya yang hadir dalam bentuk mobil perkotaan, yaitu Ayla untuk Daihatsu dan Agya untuk Toyota.
Hadirnya dua mobil itu sendiri, rupanya tidak hanya untuk menjawab kebijakan pemerintah saja, namun juga menjawab kebutuhan masyarakat yang mencari mobil perkotaan dengan kapasitas mesin kecil.
Mengusung dimensi bodi yang cukup kecil, Daihatsu Ayla dan Toyota Agya sama-sama dibekali dengan dua pilihan mesin, yaitu 1.0 liter dan 1.2 liter. Hingga saat ini, kedua mobil tersebut juga masih memimpin segmen mobil LCGC perkotaan.
ADVERTISEMENT
Seolah belum puas dengan hanya memiliki Ayla dan Agya di segmen LCGC perkotaan, Daihatsu dan Toyota kembali berkolaborasi untuk meluncurkan sepasang mobil LCGC MPV.
Tahun 2016 pun dipilih oleh keduanya untuk meluncurkan mobil kembar tersebut. Daihatsu memperkenalkan Sigra, sedangkan Toyota memperkenalkan Calya. Hadirnya dua mobil tersebut seolah menjadi angin segar bagi konsumen yang sedang mencari MPV murah.
Meski kapasitas keduanya hanya sebatas 5+2 dan bukan 7 penumpang, namun hal tersebut dirasa sebagian pihak sudahlah cukup. Untuk mesinnya sendiri, keduanya hadir dengan kapasitas mesin yang berbeda.
Untuk Daihatsu Sigra, dibekali 2 pilihan mesin, yaitu 1.0 liter dan 1.2 liter, sementara Toyota Calya hanya mendapatkan 1 pilihan mesin saja, yaitu 1.2 liter.
ADVERTISEMENT
Berbeda dari sebelumnya yang selalu dipasarkan di Indonesia. Untuk sepasang model berikut ini hanyalah satu model saja yang dipasarkan di Indonesia, yaitu Daihatsu Gran Max.
Sedangkan untuk Toyota Town Ace, adalah nama untuk Daihatsu Gran Max yang dipasarkan di Jepang. Jadi kedua mobil ini bisa dibilang adalah satu mobil yang memiliki bentuk nyaris sama dan hanya dibedakan nama saja.
Untuk pasar Indonesia sendiri, Daihatsu Gran Max pertama hadir pada 2007 silam, kala itu Gran Max hadir dalam beberapa bentuk bodi, yaitu minibus, pikap, blind van, dan box. Usut punya usut, hadirnya Gran Max sendiri rupanya untuk melanjutkan eksistensi pendahulunya, yaitu Daihatsu Espass atau Daihatsu Zebra.
ADVERTISEMENT
Daihatsu Gran Max dan Toyota Town Ace tersedia dalam 2 pilihan mesin, yaitu 1.3 liter dan 1.5 liter
Mungkin banyak yang belum tahu kalau Toyota Camry juga memiliki saudara kembar dari merek Daihatsu. Ya maklum saja, untuk kembaran Toyota Camry tersebut, memang tidak dipasarkan di Indonesia, nama Altis sendiri justru di Indonesia lebih dikenal sebagai nama dari medium Sedan milik Toyota, yaitu Corolla Altis.
Kolaborasi Daihatsu Altis dan Toyota Camry sendiri diawali pada awal tahun 2000 lalu. Kini, kolaborasi keduanya, terus berlanjut hingga generasi kelima. Di generasi kelima, dua sedan mewah tersebut hadir dengan mesin bensin dan mesin hybrid.
Kini di akhir tahun 2019, dua jenama asal Jepang tersebut kembali berkolaborasi dalam meluncurkan mobil kembar. Daihatsu resmi meluncurkan Rocky, sedangkan Toyota merilis Raize.
ADVERTISEMENT
Dua mobil kembar tersebut rupanya disiapkan oleh Daihatsu dan Toyota untuk menyasar segmen Compact SUV. Hadir untuk masuk di segmen Compact SUV, keduanya memiliki dimensi yang tidak terlalu besar.
Selain memiliki dimensi yang tidak terlalu besar, dua nama tersebut juga sama-sama dibekali kapasitas mesin kecil, yaitu 1.0 liter turbocharger. Hadir untuk menyasar segmen pasar baru, kiprah keduanya pun banyak diprediksi akan sesukses para pendahulunya.