Ada Inreyen, Apakah Mobil Baru Aman Dibawa Mudik?

22 April 2022 4:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Test Drive All New Honda BR-V Foto: dok. PT Honda  Prospect Motor
zoom-in-whitePerbesar
Test Drive All New Honda BR-V Foto: dok. PT Honda Prospect Motor
ADVERTISEMENT
Mudik menggunakan mobil baru menjadi salah satu pilihan yang tepat bagi beberapa orang. Selain karena gengsi, mudik dengan mobil baru bisa memberikan rasa nyaman dan aman karena kondisi kendaraan masih terbilang sangat baru dan prima.
ADVERTISEMENT
Meski mobil baru umumnya dalam kondisi prima, bukan berarti pemilik bisa menggeber mobilnya sesuka hati. Perlu diingat, mobil baru biasanya memiliki masa inreyen atau penyesuaian dalam 1.000 kilometer.
Lantas, dengan mobil baru masih dalam masa inreyen, apakah aman untuk dibawa mudik?
Menjawab pertanyaan tersebut, Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota-Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menjelaskan mobil baru tidak ada masalah jika dibawa pergi jauh.
“Tidak masalah (dibawa mudik) asalkan mengikuti buku pedomannya,” jelas Didi beberapa waktu lalu.
Menurut Didi, apabila mengacu pada buku pedoman pemilik, ada 5 hal yang perlu diperhatikan pemilik mobil baru yang masih dalam masa inreyen ketika dibawa mudik. Berikut lengkapnya.

Hindari pengereman mendadak

Ilustrasi menggunakan rem kaki pada mobil. Foto: dok Istimewa
Saat melakukan pengereman, pengemudi diimbau untuk melakukan pengereman secara perlahan dan smooth. Pastikan juga pengemudi menjaga jarak aman dengan kendaraan di depannya sehingga memiliki ruang pengereman yang cukup.
ADVERTISEMENT

Jangan mengemudi pada kecepatan tinggi

Selain itu pengemudi juga diimbau berkendara dengan kecepatan normal, yakni berkisar 60 hingga 100 Km/jam yang merupakan batas kecepatan maksimum di jalan tol. Hindari membejek pedal gas yang bertujuan untuk memacu kendaraan melebihi batas kecepatan maksimum.

Hindari akselerasi mendadak

Pengemudi juga disarankan untuk tidak melakukan akselerasi secara mendadak. Pastikan saat menginjak pedal gas dilakukan secara perlahan dan tidak menginjak pedal gas hingga dalam.
Apabila hendak menyalip atau menanjak, berikan ruang ancang-ancang yang cukup dan gunakan gigi transmisi yang sesuai kebutuhan. Dan sebisa mungkin meminimalisir penggunaan perpindahan gigi secara kick down.

Jangan mengemudi secara terus menerus dengan gigi rendah

Ilustrasi Mobil Manual. Foto: Shutter Stock
Selama berkendara, pengemudi juga diimbau untuk menggunakan gigi transmisi sesuai kebutuhan. Artinya, apabila putaran mesin dan raungan mesin sudah tinggi, sebaiknya lakukan perpindahan gigi.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan transmisi rendah secara terus menerus dan membiarkan raungan mesin meninggi akan sangat berbahaya karena bisa merusak mesin dan transmisi.

Jangan mengemudi pada kecepatan konstan dalam jangka waktu lama

Bagi pemudik yang hendak bepergian jarak jauh dan menggunakan tol Trans Jawa, disarankan untuk menggunakan kecepatan sesuai dengan kebutuhan. Artinya, apabila kondisi jalanan cukup lengang, maka pengemudi dapat memacu kendaraannya hingga batas kecepatan maksimum di tol, yakni 100 Km/jam.
Kendaraan pemudik melintasi tol Pejagan-Pemalang ramai di Brebes Timur, Jawa Tengah, Sabtu (1/6). Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Sementara apabila jalanan cukup padat, maka pengemudi dapat memacu kendaraannya pada kecepatan 40 hingga 60 Km/jam.
Adapun, apabila pemilik mobil baru tersebut masih nekat memaksa memacu mobil hingga penuh dan menghiraukan beberapa larangan yang disebut di atas, kemungkinan akan berdampak pada kondisi mobil baru itu.
ADVERTISEMENT
“Kalau tetap dilakukan bisa saja berpotensi ada masalah (pada mobil) atau mempengaruhi usia kendaraan,” tutup Didi.