Ada PPKM Darurat, Bagaimana Dampaknya ke Industri Sepeda Motor?

20 Juli 2021 6:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pabrik Suzuki motor. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pabrik Suzuki motor. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintah sudah menetapkan aturan PPKM darurat sejak 3 Juli 2021. Hal ini harus ditempuh mengingat situasi pandemi yang memburuk di Indonesia.
ADVERTISEMENT
PPKM darurat juga mengatur lebih ketat aktivitas produksi industri otomotif, termasuk sepeda motor. Aturannya harus memangkas jumlah pekerja yang masuk hingga 50 persen jika berorientasi dengan pasar ekspor.
Sementara untuk layanan diler atau penjualan motor, karena tak masuk sektor esensial dan kritikal juga terpaksa harus tutup.
Bila ingat penerapan PSBB di awal wabah corona, dampak negatifnya signifikan pada penjualan sepeda motor. Bahkan merevisi penjualan hingga 70 persen pada April 2021 dibandingkan sebelum ada corona.
AHM meluncurkan Honda BeAT terbaru, Kamis (16/1). Foto: Bangkit Jaya Putra
Penjualan motor terasa seperti di titik nadir pada Mei 2020, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) hanya mencatatkan angka penjualan domestik sebanyak 21.851 unit yang biasanya tembus diangkat 400 sampai 500 ribuan unit.
Ketua Bidang Niaga AISI, Sigit Kumala menyebut, dengan adanya pemberlakukan PPKM darurat dipastikan akan berdampak pada penjualan motor di Indonesia. Apalagi ditambah dengan isu perpanjangan PPKM hingga 6 minggu ke depan.
ADVERTISEMENT
"Di awal Mei 2021 kami baru mengubah prediksi penjualan sepeda motor bisa tembus 4,3 sampai 4,6 juta tahun ini. Kita tidak tahu ada rencana PPKM darurat di Juli ini, ya, memang pasti akan berdampak (ke penjualan) tapi kita perlu lihat dulu, paling tidak sampai September nanti," kata Sigit, kepada kumparan.
All New Nmax 155 resmi meluncur Senin (2/12/2019). Foto: Bangkit Jaya Putra
Sejauh ini, kata Sigit, AISI belum mendapatkan data penjualan bulan Juli. Namun dia memprediksi angkanya akan merosot hingga 30 persen dibanding Juni 2021.
Dari data yang dilampirkan AISI pada laman resminya, penjualan sepeda motor domestik pada Juni mencatatkan angka sebanyak 428.556 unit. Torehan ini naik cukup signifikan dibanding Mei yang hanya 254.710 unit.
"Dampak pasti ada, karena beberapa anggota kami ada yang showroom-nya tidak beroperasi penuh karena tergantung dari aturan yang ada di daerah. Seberapa besar dampaknya kita harus lebih melihat luas nanti," pungkasnya.
ADVERTISEMENT

Dampak luas

All new Honda PCX 160. Foto: dok. AHM
Saat ini industri sepeda motor dari hulu ke hilir, langsung dan tak langsung melibatkan 2 juta pekerja mulai dari komponen, leasing, servis, sampai dengan onderdil. Sigit mengkhawatirkan jika ada dampak pada sumber daya akan sangat sulit mengembalikannya.
"Untuk ekonomi kita sudah tahu pemulihan dan hitungannya lebih mudah. Tapi kalau sampai terjadi dampak kepada sumber daya, dan dampaknya luas untuk mengembalikannya akan susah," jelasnya.
Petugas kesehatan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) menyiapkan vaksin Yellow Fever di Dermaga Armada II, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/7/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Ia pun berharap proses vaksinasi dari pemerintah bisa digeber lebih cepat. Sebab, jika masyarakat sudah divaksin secara mobilitas akan berlangsung normal dan membaik. Tentu ini akan ada hubungannya dengan penjualan kendaraan.
"Artinya akan terjadi herd immunity, mudah-mudahan daya tahan dan kesehatan orang bisa lebih kuat. Ke depannya saya rasa ini akan sangat baik dibandingkan belum melakukan vaksin," jelas Sigit.
ADVERTISEMENT