Ada Praktik Tukar Nomor SUT untuk Loloskan Truk ODOL

25 Mei 2023 19:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Data uji KIR truk pemicu kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Data uji KIR truk pemicu kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Sales Support and Trainer PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia, Bimo Nuswantoro membenarkan, masih ada praktik tukar bak yang dilakukan saat uji tipe kendaraan. Namun, ia bercerita bahwa ada praktik yang lebih nakal daripada sekadar menukar bak.
ADVERTISEMENT
“Betul, memang masih ada beberapa yang melakukan praktik tukar bak kendaraan. Ada pula, ini yang paling parah, menukar truknya sendiri dengan menggunakan nomor truk lain di Surat Registrasi Uji Tipe (SRUT),” katanya saat ditemudi di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Ketika mau diuji KIR dan dilakukan pengecekan, nomor SRUT-nya ternyata milik truk B, tipe truknya sama cuma apa yang dibangun di sasisnya berbeda. Itu kan bisa ketahuan kalau benar mengecek lewat database,” sambungnya.
Petugas menaiki bagian bak truk untuk memotong truk over dimension over load (ODOL) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (2/3). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Setelah ditelusuri, ini merupakan akibat dari pemiliknya menggunakan jasa calo. Mereka menembak angka hingga melakukan modifikasi, agar truk yang diminta bisa lolos administrasi.
“Paling parah, waktu itu, mobil yang mau diuji adalah truk. Tapi, pas kita cek nomor SRUT, unitnya merupakan Colt L300, bukan truk. Tentu, ini jadinya tak tertib administrasi,” katanya.
Truk Mercedes-Benz Axor M-Cab yang kabinnya ditambahkan alas tidur untuk driver. Foto: dok. DCVI
Untuk menertibkan hal tersebut, Daimler pun memberikan edukasi kepada pelanggan. Selain itu, pihaknya pun melakukan verifikasi kepada karoseri mengenai standar rancang bangun yang dibuat.
ADVERTISEMENT
“Kami memang menyadari itu, untuk mengurangi praktik tukar bak ini, kami melakukan verifikasi dan standardisasi sendiri ke mitra karoseri. Artinya, kita cek betul apakah mereka benar bangunnya sesuai standar yang kita tentukan atau tidak. Semacam ISO standar dari kami, lah,” jelas pria yang akrab disapa Bimo, tersebut.
Truk baru Mercedes-Benz Euro 5. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Hal ini katanya membuat truk Daimler belum pernah terlibat dalam kasus ODOL (Over Dimention, Over Load). Bila benar terjadi, pihaknya akan langsung melakukan investigasi.
“Namun, kami sangat senang, pemerintah juga sudah mulai melakukan pengetatan dan pengawasan lebih baik. Karoseri maupun diler yang nakal akan langsung disanksi. Ini merupakan langkah bagus untuk menuju zero ODOL,” pungkasnya.