Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ada yang Baru, Harga Nissan Grand Livina Bekas Diprediksi Makin Jatuh
20 Februari 2019 8:19 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Nissan akhirnya punya jagoan baru lewat generasi kedua Livina . Model yang dibangun atas platform Mitsubishi Xpander ini diharapkan bisa mendongkrak penjualan pabrikan lagi yang dalam beberapa tahun terakhir terpantau lesu.
ADVERTISEMENT
Lantaran menggunakan platform baru, Nissan pun menanggalkan penamaan 'Grand' dan hanya menggunakan Livina saja. Tapi, dengan adanya all new Livina ini, bagaimana nasib Grand Livina bekas di pasaran?
Seto Adinanta, seorang tenaga penjual mobil bekas di Tangerang Selatan menuturkan bahwa Nissan Grand Livina selama ini kurang menjadi favorit.
“Grand Livina itu kalau dijual memang sedikit, pasarnya memang tidak banyak. Misalnya saja kalau penjualan se-DKI Jakarta itu paling banyak 400 sampai 500 unit tiap bulannya, kalau di sini paling kami jual 10, ya mentok 20 unit,” ujarnya saat disambangi kumparanOTO, Selasa (19/2).
Selain konsumen yang sudah beralih ke model lain yang lebih segar, suku cadang Grand Livina juga jadi biang keroknya.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya kalau dibilang nyaman ya nyaman untuk sekelasnya, tapi yang bikin susah itu karena spare part-nya mahal dan sulit dicari, jadi orang jarang mau,” timpalnya lagi.
Hal lain yang bikin mengernyitkan dahi, soal mahalnya suku cadang ini pun sudah dirasakannya Seto sejak Grand Livina generasi pertama lahir pada tahun 2007. Jadinya tidak seperti kompetitornya yang fluktuatif, penjualan Grand Livina bekas terbilang stagnan namun di angka yang kecil.
Sementara itu bicara harga, sebagai contoh Seto melepas Grand Livina lansiran 2014 di harga Rp 138 buat tipe manual dan Rp 145 juta untuk varian otomatisnya. Harga diprediksi Seto makin anjlok setelah all new Livina meluncur.
“Kalau ditanya harganya jatuh lagi atau enggak, itu pasti. Selisihnya mungkin bisa sampai Rp 5 juta. Livina memang paling besar depresiasinya,” kata Seto lagi.
ADVERTISEMENT
Sejak meluncur di tahun 2007, penjualan Grand Livina terbilang positif. Bahkan sempat membengkak pada tahun 2013 di angka 35 ribuan unit. Namun ketika kompetitornya menyerang dengan harga yang lebih terjangkau dan model yang baru, perlahan-lahan penjualan Grand Livina terus merosot sampai tutup buku tahun 2018 dengan mencatatkan wholesales 2 ribuan unit saja.