Ahli Riset Baja Soal Rangka Motor Honda: Silikat Terekspos Bukan Kenormalan

25 Agustus 2023 7:55 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Klarifikasi AHM soal rangka motor karatan. dok. Instagram welovehonda
zoom-in-whitePerbesar
Klarifikasi AHM soal rangka motor karatan. dok. Instagram welovehonda
ADVERTISEMENT
Masih ramai soal rangka eSAF motor Honda berkarat. Klarifikasi Astra Honda Motor (AHM), bercak coklat tersebut bukan karat, melainkan silikat dan tak perlu dikhawatirkan.
ADVERTISEMENT
Ketua Kelompok Riset Baja dan Paduan Spesial, Pusat Riset Metalurgi BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Effendi Mabruri mengatakan, hal tersebut harusnya tidak terpampang yang akhirnya justru memunculkan tanda tanya bagi publik.
"Tidak normal, tereksposnya silikat menunjukkan coating atau cat terkelupas, bisa karena kualitas cat atau faktor lain," terangnya saat dihubungi kumparan, Kamis (24/8).
Honda Genio gunakan Platform eSAF terbaru Foto: dok. Ghulam Muhammad Nayazri/kumparan
Silikat ujarnya benar merupakan lapisan yang disematkan pada proses pengelasan dan bukan karat. Silikat pun harusnya berwarna bening, namun karena kontaminasi material lain mengakibatkan perubahan warna.
Proses pengelasan rangka motor Honda menggunakan menggunakan elektroda las dan fluks. Adapun fungsi fluks ini melindungi logam las cair agar tidak terkontaminasi dari lingkungan sekitar.
Komposisi fluks ini berupa karbonat dan silikat, maka dari itu silikat bukan karat. Sementara karat terbentuk dari oksidasi yakni reaksi logam ketika bercampur dengan udara dan air.
ADVERTISEMENT
Effendi juga menuturkan, proses pengelasan yang baik harus mengikuti prosedur yang ketat. Sebab bagian rangka yang disambung menggunakan las, merupakan area yang paling rentan korosi.
"Bagian antara material filler las dan dasarnya itu paling rentan, makanya bagus dilapisi silikat coating, cuma kemarin dilihat terkelupas ya harusnya itu ditutup dengan cat," lanjutnya.
Bukan karat, jelas AHM adalah silikat yang warnanya menyerupai karat di rangka Honda. dok. Istimewa
"Kalau terlihat, berarti catnya sudah terkelupas. Sebetulnya setelah silikat coating ada intermediate layer, kemudian dicat primer untuk melindungi dari korosi, jadi harus berlapis-lapis," sambung Effendi.
Terpisah, Kepala Kelompok Riset Korosi dan Teknologi Mitigasi, Pusat Riset Metalurgi BRIN Gadang Priyotomo menambahkan, aspek perlindungan cat tidak hanya kurang cukup melindungi secara penuh terhadap korosi atau karat.
Hal tersebut diminimalisir dengan aspek desain atau konstruksi yang tidak membuat celah, atau jalan terjadinya korosi saat pemakaian.
ADVERTISEMENT
"Sebagai contoh, sambungan press dua plat yang dilas titik, jika ada gap pada sambungan tersebut, kemudian adanya udara dan uap air masuk ke dalam sela-sela sambungan press di mana tidak ada perlindungan cat, akan berpotensi menimbulkan korosi yang melebar dan merusak cat di sekitarnya," katanya.
Gadang pun merekomendasi pabrikan untuk mengevaluasi desain rangka eSAF, khususnya bagian rawan korosi pada celah-celah sambungan press pelat, bagian pinggir, dan lainnya.
"Fenomena korosi di konstruksi manapun, bagian las merupakan bagian yang rawan terjadinya korosi akibat dua daerah yang berbeda: logam dasar dan bagian zone atau galvaniz corrosion," imbuhnya.