Aismoli: Imbas Kebijakan Trump, Indonesia Berpotensi Dibanjiri Produk China

5 April 2025 19:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kunjungan ke pabrik Polytron di Sayung, Demak, Jawa Tengah untuk melihat proses perakitan motor listrik. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kunjungan ke pabrik Polytron di Sayung, Demak, Jawa Tengah untuk melihat proses perakitan motor listrik. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengungkapkan, penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat kepada 185 negara berpotensi membawa dampak signifikan terhadap industri nasional, khususnya industri otomotif listrik di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Walaupun saat ini Indonesia belum menjadi negara pengekspor sepeda motor listrik atau komponennya ke Amerika Serikat, namun dampaknya dapat dirasakan secara tidak langsung di dalam negeri.
Salah satunya, menurut Budi adalah gempuran kendaraan listrik dari China yang bakal masuk ke Indonesia karena imbas aturan baru yang ditetapkan oleh Trump.
Secara makro akan berisiko terhadap inflasi dan penurunan daya beli masyarakat. Selain itu, negara-negara lain yang mengalami kondisi serupa, seperti China, akan mencari pasar alternatif selain Amerika Serikat.
“Menurut saya potensi (dampak yang signifikan) itu bisa saja terjadi begitu produk dari China dikenakan bea masuk besar ke Amerika Serikat. Pastinya harga sulit bersaing di Amerika Serikat, artinya produk dari China akan cari market baru yang potensial,” kata Budi kepada kumparan Jumat (4/4/2025).
ADVERTISEMENT
Presiden Donald Trump menunjukkan grafik tarif impor baru saat "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP
Indonesia, kata Budi punya populasi besar dan daya beli yang kuat dan dianggap sebagai negara yang menarik bagi China.
“Indonesia termasuk negara yang menurut saya masuk kategori potensial. karena populasi dan daya beli serta banyak aspek yang lain bisa menjadikan Indonesia sebagai negara yang dilirik oleh China,” tegasnya.

TKDN jadi solusi

Budi berharap, pemerintah bisa menjaga kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk melindungi produk-produk lokal Indonesia dan mencegah dominasi produk impor.
Proses produksi dan perakitan motor listrik merek ALVA di pabrik berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Foto: ALVA Indonesia
Selain dari sisi kebijakan, pengawasan pemerintah dalam memastikan kebijakan TKDN juga perlu diperkuat.
“Bila pemerintah menerapkan aturan yang ketat contoh TKDN pastinya mereka (produk China) tidak akan mudah masuk. Tapi kalau diberi relaksasi (untuk produk China) pastinya industri dalam negeri bakal teriak,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Apalagi industri China masuk dengan kekuatan penuh. Ya pastinya pemerintah harus melindungi industri dalam negeri yang sudah eksisting,” tuntasnya.