Akio Toyoda: Perlu Pendekatan Holistik untuk Capai Netral Karbon

16 Desember 2022 7:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
President and CEO Toyota Motor Corporation Foto: Gesit Prayogi/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
President and CEO Toyota Motor Corporation Foto: Gesit Prayogi/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
CEO Toyota Motor Corporation Akio Toyoda mengatakan perlu adanya pendekatan yang holistik untuk mencapai target netral karbon. Dengan begitu, semua orang memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang sama untuk ikut berkontribusi dalam pencapaian tersebut.
ADVERTISEMENT
“Sebagai langkah untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan, saya juga percaya bahwa perlu ada pendekatan yang holistik untuk mencapai netral karbon, mulai dari sumber dari bahan baku, hingga bagaimana kita memproduksi mobil, bagaimana kita memilih penggeraknya, dan bagaimana kita mengolah saat sudah tidak dipakai kemudian,” katanya dalam sambutannya pada acara perayaan 60 tahun Toyota Motor Thailand di Bangkok.
Konsep yang holistik ini, menurut Toyoda menjadi penting. Sebab semua pihak harus memahami bahwa karbon adalah musuh bersama. “Bukan cuma soal penggeraknya (teknologi kendaraan) dan kita tidak bisa mencapai target netral karbon sendirian. Ini harus digerakkan oleh kesadaran bersama, termasuk di luar industri otomotif,” imbuhnya.
President and CEO Toyota Motor Corporation Akio Toyoda Foto: Dok. Istimewa
Maka dari itu, Toyoda menyampaikan bahwa memiliki portofolio yang lengkap dengan orientasi pengurangan emisi karbon kepada konsumen tak kalah penting. “Mulai dari hybrid electric vehicle seperti Camry hingga kendaraan plug-in electric vehicle seperti Prius Prime dan mobil berbasis baterai seperti bZ4X. Tapi kami tidak hanya berhenti di situ,” tutur dia.
ADVERTISEMENT

Prospek hidrogen

Di samping mengembangkan kendaraan xEV, Toyota pun berusaha mengembangkan teknologi untuk menyediakan kendaraan yang ramah lingkungan. Salah satu fokus mereka adalah pengembangan kendaraan hidrogen.
Selain memiliki Toyota Mirai, jenama Jepang ini juga mencoba melakukan riset dan uji coba teknologi hybrid di ajang motorsport melalui mobil konsep berbasis GR Yaris dan Corolla dengan teknologi hybrid.
GR Corolla H2 Concept akan turun pada kompetisi IDEMITSU 1500 SUPER ENDURANCE 2022 (Thailand 25H Endurance Race) di Chang International Circuit yang digelar 17-18 Desember 2022 . Foto: Dok. Istimewa
“Itulah mengapa kami telah memiliki kendaraan hidrogen seperti Toyota Mirai dan kami mendorong penggunaan hidrogen sebagai opsi bahan bakar untuk GR-Yaris dan Corolla,” katanya.
Di ajang balap ketahanan ini, GR Corollla H2 dan GR86 CNF menandai penampilan perdana di luar Jepang. Dua mobil itu akan mengaspal di Chang International Circuit dengan nama tim ORC ROOKIE Racing pada 17-18 Desember 2022.
ADVERTISEMENT

ICE Hidrogen

GR Corolla H2 merupakan terobosan Toyota di saat banyak pihak yang merasa pengembangan mobil pembakaran internal sudah menemui jalan buntu. Namun mobil dengan mesin berbahan bakar hidrogen yang dikembangkan selama setengah tahun itu justru menunjukkan capaian positif.
GR Corolla H2 Concept akan turun pada kompetisi IDEMITSU 1500 SUPER ENDURANCE 2022 (Thailand 25H Endurance Race) di Chang International Circuit yang digelar 17-18 Desember 2022 . Foto: Dok. Istimewa
Berdasarkan hasil tes, mesinnya menjanjikan performa 24 persen lebih baik dibanding mesin bensin. Tak cuma itu, secara torsi juga meningkat 33 persen.
Sederhananya, mesin hidrogen ini menghasilkan energi gerak dari proses pembakaran hidrogen di ruang bakar. Pada model konsep ini, Toyota menggunakan skema konversi. Dalam proses pembakaran, mesin hidrogen diklaim tidak memproduksi CO2 sama sekali.

Mesin bahan bakar sintetik

Sementara GR86 CNF dibuat untuk memberikan contoh solusi kendaraan yang menggunakan bahan bakar dengan konsep netral karbon. Solusi ini diharapkan mampu mengembangkan opsi penggunaan bahan bakar mesin ICE.
ADVERTISEMENT
Adapun, GR86 ini mengemas mesin 1.4 liter turbo yang dikembangkan untuk GR Yaris dan bersemayam di Corolla mesin ICE berbasis hidrogen. Bedanya, mesin pada GR86 CNF ini menggunakan bahan bakar sintetik yang diproduksi secara artifisial dari karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dan hidrogen yang bersumber dari energi terbarukan.
Bahan bakar sintetik dianggap netral karbon karena jumlah CO2 yang dihasilkan saat proses pembakaran mesin bisa diserap kembali untuk memproduksi bahan bakar sintetik itu sendiri.