Alasan Bus AKAP Kebanyakan Pakai Sasis Mesin Belakang

23 April 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Awak bus mengemas barang bawaan penumpang di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Awak bus mengemas barang bawaan penumpang di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Bus yang beroperasi di Indonesia umumnya menggunakan mesin yang ditempatkan di bagian belakang. Meski ada juga yang masih menggunakan mesin depan.
ADVERTISEMENT
Bila diperhatikan, armada perusahaan otobus (PO) yang melayani rute Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) lebih sering menggunakan bus dengan sasis mesin belakang.
Ada beberapa alasan yang mendasari para operator memilih bus dengan konfigurasi tersebut, demikian seperti diungkap Owner PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali.
"Kalau dari kami sebenarnya masalah kenyamanan penumpang saja, karena mesin belakang kan cenderung jauh di belakang bawah kabin, jadi suara bisa diredam lebih baik daripada mesin depan. Ya kayak mobil kecil dengan ruang mesin di depan daripada mobil dengan mesin di bawah pengemudi,” bukanya saat dihubungi kumparan, beberapa waktu lalu.
Bus Sumber Alam. Foto: dok. Sumber Alam
Pria yang karib disapa Tony menambahkan, bus dengan mesin di bagian belakang juga punya banyak keunggulan. Salah satunya bus bisa diubah menjadi berbagai bentuk.
ADVERTISEMENT
“Sekarang dengan (sasis) model baru, maka mesin belakang memberi keunggulan desain bus yang bisa longgar, bisa tingkat dan bagasi bisa tembus karena tidak ada propeler shaft seperti pada mesin depan,” ujarnya.
Dari sisi ketahanan serta kelebihan, Tony bilang antara mesin depan dan belakang perbedaannya tidak terlalu signifikan. Bahkan untuk segi pendinginan, bus dengan mesin di depan sistem pendinginannya lebih bagus.
“Untuk keunggulan dan ketahanan, selama dioperasikan sesuai petunjuk APM, maka bisa dibilang sama awetnya. Karena keunggulan mesin depan pada pendinginan yang lebih baik,” paparnya.
Menyoal perawatannya, Tony mengatakan pada dasarnya perawatan mesin kedua tipe bus ini sama. Hanya saja faktor akses mesin di ruang belakang lebih mudah untuk diakses ketimbang mesin di bagian depan.
ADVERTISEMENT
“Perawatan mesin belakang sama dengan mesin depan. Kemudahannya mungkin karena mesin belakang ruang mesinnya lebih lega dan leluasa, imbuhnya”
Kelebihan tersebut ternyata bukan tanpa sebab, dari segi harga bus dengan mesin di belakang ternyata punya selisih harga yang lebih mahal. “Mungkin sekarang ya sekitar Rp 200 juta terpautnya ya,” katanya.
Ilustrasi bus malam. Foto: Shutterstock
Bukan tanpa kelemahan, meski kelebihannya lebih mendominasi, ternyata bus dengan mesin belakang juga punya kekurangan. Diakui Tony, jenis mesin depan apabila kurang diperhatikan bisa menimbulkan petaka.
“Malah kelemahannya (mesin belakang), kalau ada trouble di mesin. Bila driver tidak peka dan jarang lihat indikator, bisa rusak. Kalau mesin depan kan di samping driver, jadi ada bunyi aneh, bau, dan (indikasi kerusakan) lain-lain cepat ketahuan. Makanya yang beberapa bus kebakar itu mesin belakang semua, ketahuannya kalau sudah nyala,”
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Tony bercerita, saat ini masih ada juga PO yang menggunakan bus dengan mesin depan. Ia pun mengatakan armada Sumber Alam juga punya bus AKAP dengan konfigurasi mesin di depan.
“Untuk tipe (mesin) depan bisa dipakai dalam kota atau bus AKDP, bus Jawa Timuran masih banyak yang menggunakan mesin depan. AKAP juga, saya pakai, STJ dan Maju Lancar juga pakai,” katanya.
“Sumber Alam masih menggunakan tipe mesin depan dan belakang. Saat ini memang kami hanya mengoperasikan 1 unit mesin depan untuk AKAP, dari 60 armada kami,” tutupnya.