Alasan Bus Tidak Mematikan Mesin Ketika Berhenti

11 Februari 2023 6:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus di Terminal Poris. Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bus di Terminal Poris. Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Saat menaiki bus, umumnya sopir tidak mematikan mesin ketika berhenti di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) atau di rest area. Ini dikarenakan ada alasan dibalik hal tersebut.
ADVERTISEMENT
“Alasannya lebih ke arah kenyamanan penumpang. Sebab, kalau dimatikan meski cuma sebentar, area kabin akan jadi panas dan pengap dalam durasi yang cepat,” ungkap salah satu Sopir Bus PO Haryanto, Bagus saat ditemui kumparan akhir pekan lalu.
“Proses pendinginan kabinnya juga memakan waktu cukup lama. Bisa setengah hingga satu jam jadi lebih baik tidak dimatikan daripada harus menunggu lama. Efisiensi waktu lah istilahnya,” sambungnya.
Interior bus tingkat baru PO Laju Prima. Foto: dok. instagram.com/laksanabus
Selain itu, kebiasaan tersebut juga dilakukan sebagai upaya menjaga performa dan umur mesin lebih panjang. Sebab, mesin diesel turbo berbeda dengan mesin bensin mobil yang langsung bisa dihidup atau matikan.
“Kita harus idling atau menunggu dulu selama 10 sampai 15 menit agar mesinnya itu dingin. Kalau langsung dimatikan turbonya bisa kena. Kalau mau dihidupkan juga butuh waktu lagi biar mesinnya bisa bekerja dengan maksimal,” katanya.
Kebakaran melanda bagian mesin sebuah unit bus Transjakarta di Jl. Raya Pemuda, Kel. Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (9/11/2022). Foto: Instagram/@humasjakfire
Mematikan mesin diesel turbo pada bus secara langsung bisa membuat oli berhenti secara mendadak. Ini dapat membuat komponen turbo tidak terlumasi dengan baik. Efeknya, komponen tersebut mengalami kerusakan dan mesin bus tak dapat dinyalakan.
ADVERTISEMENT
Alasan lain adalah supaya performa pengereman tetap terjaga. Sebab, bus mengandalkan kerja sistem rem udara, yang membutuhkan kompresor. Komponen ini digerakkan oleh mesin untuk menyuplai udara bertekanan tinggi secara teratur pada rem.
Bus double decker Rosalia Indah di Terminal Poris. Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
Bila dimatikan secara mendadak, khawatirnya tekanan angin jadi tidak normal dan mengganggu kinerja rem.
“Namun, kalau ada permintaan untuk mematikan mesin biasanya kita matikan dengan prosedur yang sudah dijelaskan tadi. Umumnya, kalau istirahatnya agak lama dan bus akan dibersihkan terlebih dahulu baru dimatikan,” pungkasnya.