Alasan Penerapan SIM C1 Tepat Menurut Pakar Safety Riding

11 Juni 2024 6:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hunter Scrambler SK500 yang jadi motor ujian praktik SIM C1 Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hunter Scrambler SK500 yang jadi motor ujian praktik SIM C1 Foto: Rizki Fajar Novanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penerapan Surat Izin Mengemudi atau SIM C1 menuai berbagai tanggapan dari masyarakat luas. Beberapa menyambut baik, namun tak sedikit pula mempertanyakan soal urgensinya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ada salah satu warganet yang menilai penggolongan SIM untuk motor tak perlu dibedakan. Sebab, disebutnya cara membawa semua jenis motor dianggap sama saja.
Padahal menurut Ketua Bidang Road Safety & Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Victor Assani, setiap motor memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri.
"Betul, tidak bisa disamakan. Misalnya dari aspek tenaga, dimensi, bobot antara motor kecil yang umum dijumpai di jalan raya dengan motor gede (moge) jelas berbeda total," buka Victor dihubungi kumparan, Senin (10/6).
BMW Motorrad merilis BMW M1000R 2023. Foto: BMW Motorrad
Ia menambahkan, orang yang tidak terbiasa dengan motor bertenaga besar ditambah dimensinya yang juga besar dari motor biasa, akan sulit melakukan kontrol bila ada gangguan di jalan raya. Seperti, objek lain yang tiba-tiba menyeberang, kendaraan lain di depan berhenti mendadak, dan semacamnya.
ADVERTISEMENT
"Ujian praktik itu diajarkan cara mengatur bukaan gas bagaimana, teknik pengereman seperti apa, manuver dengan bodi yang besar. Ini ada kaitannya dengan mental dan attitude (sikap), kalau tidak bisa dijaga akan membahayakan diri sendiri dan orang lain," imbuh Victor.
Selain itu, menurutnya ada cukup banyak perlakuan yang perlu dipahami oleh pengendara pada motor besar. Seperti teknik jatuh yang baik, cara membangunkan motor dari posisi rebah, termasuk pemahaman fitur-fitur canggih yang belum dijumpai pada motor biasa.
"Tidak sedikit itu yang punya moge bahkan belum tahu cara mendirikan motor dari posisi jatuh karena dimensi dan bobotnya. Tapi kalau tahu teori dan tekniknya akan mudah pasti," paparnya.
Sejumlah motor gede (Moge) yang terparkir di Senayan City, Jakarta, Minggu (22/12). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Victor juga menyambut baik rencana polisi yang memberi materi khusus untuk pemohon SIM C1 mengenai teknik dan cara membawa moge yang tepat. Namun, dirinya menyoroti agar pihak kepolisian benar-benar menerapkannya secara konsisten.
ADVERTISEMENT
"Niat (polisi) sudah sangat bagus. Cuma itu ya harapan saya harus benar-benar dijalankan secara ketat dan selektif di ujian teori, praktik, serta psikologisnya. Kalau tidak ya sama saja dan tidak akan bermanfaat," terangnya.
"Saya berharap ini dapat membantu untuk menekan angka kecelakaan dan tentu saja jumlah pelanggaran (lalu lintas) di jalan," pungkas Victor.
***