Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Hadirnya versi penyegaran dari Suzuki Baleno , membuat persaingan di segmen mobil hatchback kembali memanas. Memiliki harga yang lebih terjangkau dari rival-rivalnya, Suzuki Baleno tentu layak masuk daftar pilihan.
ADVERTISEMENT
Ya, dengan banderolnya yang berada di kisaran harga Rp 221 juta hingga Rp 233,5 juta, menjadikan Baleno sebagai hatchback termurah yang saat ini ada di pasaran.
Menariknya, meski memiliki banderol harga yang cukup murah, Baleno rupanya bukanlah produk dalam negeri, melainkan impor dari India. Itu artinya, bila seandainya Baleno diproduksi di Indonesia, maka harga yang ditawarkan mungkin saja akan jauh lebih murah lagi.
Selain dapat membuat harganya jadi lebih murah, dengan memproduksi Baleno di dalam negeri juga bisa menghindarkan Suzuki dari pembatasan kuota impor.
Maklum saja, saat ini Suzuki jadi salah satu yang terbanyak dalam melakukan impor. Tercatat ada 4 produk yang diimpor oleh Suzuki dari luar negeri, yaitu Baleno , SX-4 S Cross, Ignis, dan Jimny.
ADVERTISEMENT
Menjawab peluang melokalkan new Baleno, Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Seiji Itayama pun angkat bicara. Menurut Itayama, pihaknya tentu selalu membuka peluang untuk melokalkan produk-produk Suzuki yang dipasarkan di Indonesia.
“Tentu ya kami ingin memproduksi semua model Suzuki di Indonesia. Karena walau bagaimanapun, tentu kami ingin memberikan kontribusi untuk konsumen di Indonesia,” ujar Itayama di peluncuran Suzuki new Baleno.
Hanya saja, untuk saat ini pihaknya masih perlu melakukan studi secara intens terkait mana yang lebih menguntungkan perusahaan. Mengingat, pasar Baleno yang belum terlalu besar, membuat PT SIS merasa perlu menghitung terlebih dahulu antara volume permintaan dan biaya produksi yang dikeluarkan.
“Jelas ya, kalau volume sedikit tapi harus produksi lokal tentu kita harus melihat, apakah masuk cost atau tidak. Tapi kalau kira-kira sudah masuk cost dan tidak ada masalah, maka pasti akan kita produksi di Indonesia,” jelas Itayama.
Senada dengan Itayama, Marketing Director 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Donny Saputra, mengatakan bahwa volume permintaan Baleno yang masih terlalu sedikit, menjadi alasan pihaknya belum bisa memproduksi Baleno di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini, market share dari Baleno barulah berkisar 20 persen dari total market hatchback yang mencapai 2.500 per bulan. Sedangkan untuk penjualan wholesales-nya, Baleno baru membukukan angka 4.412 unit sepanjang Januari hingga Oktober 2019.
Dengan volume angka yang sedikit tersebut, menurut Donny akan sangat sulit bagi Suzuki untuk memproduksi Baleno di Indonesia. Oleh karena itu, untuk saat ini pihaknya ingin fokus terlebih dahulu untuk memasarkan dan meningkatkan penjualan Baleno di Indonesia.
“Jadi sekarang kami lagi berusaha supaya Baleno ini bisa diterima dengan baik di Indonesia. Artinya dengan volumenya yang cukup banyak, sehingga bisa membuat kami memproduksi Baleno disini,” tutup Donny.