Anda Masih Keliru Kalau Pakai Seatbelt Seperti Ini

29 Mei 2024 10:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penggunaan Sabuk Pengaman Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penggunaan Sabuk Pengaman Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seatbelt atau sabuk pengaman merupakan kelengkapan yang wajib hadir di sebuah mobil. Perannya begitu vital menjaga keselamatan pengendara dan penumpang ketika terjadi insiden kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Pada mobil keluaran terbaru, sabuk pengaman model tiga titik kian umum dijumpai. Namun, ternyata ada hal yang tetap perlu diperhatikan ketika menggunakannya.
Certified Safety Ride Driving Instructor BMW Gerry Nasution mengatakan, penggunaan sabuk pengaman sebaiknya tidak sengaja terlalu dikendurkan hingga terciptanya celah antara sabuk dengan bagian tubuh.
"Pakai seatbelt itu ditarik, dipasang buckle-nya (pengunci), kemudian (sabuknya) ditarik lagi. Supaya menyesuaikan dengan kontur tubuh si pemakai," buka Gerry ditemui di Jakarta belum lama ini.
Ilustrasi cek kondisi seatbelt. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Intinya, pastikan semua bagian sabuk menempel di bagian tubuh, dirinya menambahkan pemakaian seatbelt tidak harus sampai terikat terlalu kencang atau sesak.
"Ada saja orang-orang yang sengaja mengendurkan bagian sabuknya di titik tertentu. Ketika sabuk pengaman terpasang, biasanya bagian di bawah perut itu tidak menempel dengan sempurna atau masih ada celahnya," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
"Kenapa jangan sampai ada celah atau kendur, ini ada kaitannya saat sabuk pengaman bekerja ketika terjadi insiden kecelakaan. Tubuh bisa tetap bergerak cukup jauh dari kursi," jelas Gerry.
Perlu diketahui, sabuk pengaman mobil kekinian biasanya juga sudah dilengkapi dengan fitur pretensioner. Piranti ini berfungsi menjaga tubuh tetap menempel pada kursi dengan cara menarik sabuk dengan kuat selama sepersekian detik ketika terjadi tabrakan atau kecelakaan.
Airbag atau kantung udara yang meledak saat terjadi tabrakan punya kecepatan mengembang hingga ratusan kilometer per jam dan terdapat momen ketika kantung udara tersebut dipompa hingga mencapai kapasitas tertinggi yang membuatnya keras seperti batu.
Agar tubuh tidak mendarat di permukaan airbag yang keras tersebut, fitur pretensioner akan menahan tubuh terlebih dahulu. Sebelum pada akhirnya seatbelt akan mengendurkan ikatannya dan membiarkan tubuh mendarat di permukaan airbag yang sudah lembut.
ADVERTISEMENT
"Ini sekaligus pengingat kalau pakai sabuk pengaman itu penting. Bayangkan kalau tidak pakai, saat airbag mengembang dan masih keras, tubuh malah sudah menghantamnya. Bukannya menyelamatkan atau meminimalisasi cedera malah bisa fatal," jelas Gerry.
Bahaya lainnya jika menggunakan sabuk pengaman kurang tepat dengan membiarkan ikatannya terlalu longgar di area dada adalah potensi leher tercekik saat fitur pretensioner tadi aktif saat kecelakaan.
***