Andalkan Sektor Pariwisata, AHM Pede Jualan Motor Masih Moncer di Bali

27 November 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AHM Luncurkan Honda Scoopy Generasi Terbaru, Siap Curi Perhatian Pecinta Skutik PT Astra Honda Motor (AHM) menghadirkan generasi terbaru dari salah satu skutik terlarisnya New Honda Scoopy di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/11/2024) Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
AHM Luncurkan Honda Scoopy Generasi Terbaru, Siap Curi Perhatian Pecinta Skutik PT Astra Honda Motor (AHM) menghadirkan generasi terbaru dari salah satu skutik terlarisnya New Honda Scoopy di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/11/2024) Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan tarif PPN menjadi 12 persen berlaku per 1 Januari 2025. Pernyataan bendahara negara itu disampaikan saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Senayan.
ADVERTISEMENT
Aturan tersebut berdampak pada peningkatan harga sejumlah barang, bahkan di sektor otomotif.
Merespons hal tersebut Manager Technical Service Departement Astra Motor Bali Achmad Wahyudi Irmono optimis adanya kenaikan PPN menjadi 12 persen tidak berpengaruh terhadap penjualan motor Honda di Bali.
“Ini depend ya, di Bali ini memang pariwisata cukup kencang. Selama pariwisata bagus, sejarah marketnya oke. Nah untuk kenaikan itu dan nanti ada penyesuaian harga itu pasti, itu sudah bisa kita dihindari,” buka Wahyudi di sela-sela acara Astra Honda Motor (AHM) di Bali.
Suasana saat menjajal Honda Scoopy di Bali. Foto: AHM
Namun, Wahyudi tetap berharap penjualan motor di Bali tidak terdampak adanya aturan PPN 12 persen. Selain itu masyarakat Bali juga sangat bergantung dengan kendaraan roda dua.
“Tapi harapannya masih bisa bagus lah untuk marketnya. Satu, di Bali ini pariwisata bagus ya. Yang kedua, untuk di Bali ini motor itu sudah jadi kebutuhan yang istilahnya primer. Ke mana-mana naik apa kalau enggak naik motor,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Wahyudi mengatakan saat ini tren penjualan di Bali dalam beberapa bulan terakhir tergolong bagus. Sejak Oktober 2024 bahkan jumlahnya sudah mencapai 11.200 unit.
“Dalam satu tahun (total penjualan) sudah hampir 110.000 unit. Di awal 2024 memang permintaan agak berkurang karena beberapa faktor salah satunya hari raya Galungan dan Nyepi yang berdempetan,” pungkasnya.
“Itu waktu Q1 memang sedikit ya agak berkurang. Tapi setelah Q2, Q3 terus ke Oktober ini penjualannya sudah naik,” tuntasnya.