Anjuran Berkendara di Kondisi Hujan, Jangan Pakai Hazard

20 Oktober 2021 11:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berkendara di musim hujan Foto: dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Berkendara di musim hujan Foto: dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Hujan mulai mengguyur beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta dan sekitarnya. Pengemudi mobil diimbau waspada dan berkonsentrasi penuh saat mengemudi.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi jalanan yang licin serta jarak pandang yang terbatas, menjadi hal yang wajib diwaspadai. Tidak hanya itu, pengemudi juga harus memahami hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan membahayakan pengemudi lain di saat hujan.
Nah, bagi Anda yang belum tahu dan masih kurang paham, berikut kumparan sajikan tips aman mengemudi mobil di tengah hujan.

Jaga jarak

Berkendara di musim hujan Foto: dok. kumparan
Hal utama yang harus dilakukan ketika mengemudi mobil di tengah hujan, yakni mampu menjaga jarak yang aman. Training Director Safety Director Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, karena jarak pandang yang terbatas, pengemudi harus menyesuaikan dengan kondisi guna menghindari potensi kecelakaan.
“Kita menyesuaikan jarak pandang kita dengan kecepatan kendaraan, tujuannya supaya kita bisa bereaksi sesuai dengan kemampuan kita,” jelas Sony kepada kumparan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Ya, bila jarak antar kendaraan terlalu dekat, dikhawatirkan membuat pengemudi tidak memiliki waktu untuk melakukan manuver apabila ada situasi mendadak.

Perhatikan kecepatan mobil

Sejumlah mobil melaju saat hujan mengguyur Tol Pekanbaru-Dumai yang baru saja diresmikan di Riau, Sabtu (26/9/2020). Foto: FB Anggoro/Antara Foto
Selama keadaan hujan, pengemudi juga disarankan untuk tidak memacu mobilnya secara berlebihan. Sebab, mengingat kondisi jalanan yang basah, bisa menjadi pemicu terjadinya aquaplaning.
Situasi ini diakibatkan ketika mobil melaju dengan kecepatan yang tinggi pada saat hujan deras. Ketika hendak melalui genangan air, mobil gagal menapak dengan sempurna, sehingga mobil hilang kendali dan tergelincir.
Sony menjelaskan, ketika mobil mengalami aquaplaning, 90 persen sudah dipastikan kecelakaan, karena pengemudi sudah tidak dapat mengendalikan mobil pada saat itu terjadi.
“Kita bilangnya kurangi kecepatan 20 km/jam, misalnya di jalanan kering biasanya kecepatan 60 km, jadinya 40 km. Memang terlihat lebih pelan, tapi lebih aman,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

Jangan pakai lampu hazard

Ilustrasi penggunaan lampu hazard saat hujan Foto: dok. Istimewa
Hal ini masih menjadi salah kaprah yang kerap dilakukan oleh para pengemudi mobil disaat hujan deras, yaitu menyalakan lampu hazard.
Sebab, lampu hazard hanya diperuntukkan situasi darurat saja, seperti mobil mogok atau kecelakaan, sehingga penggunaan lampu hazard pada saat hujan deras sangat tidak disarankan.
Penggunaan lampu hazard saat hujan deras bisa saja menimbulkan persepsi yang salah di mata pengendara lain karena jarak pandang yang terbatas. Ini akan menimbulkan potensi kecelakaan.
"Sebaiknya menyalakan lampu kabut saja, karena peruntukannya juga seperti itu. Nah bagi mobil yang belum memiliki lampu kabut, bisa ditambahkan, asalkan tingkat keterangannya dan lokasinya sesuai dengan aturan yang berlaku," ucap Founder Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya tips-tips aman mengemudi mobil di tengah hujan, diharapkan mampu meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan.