Apa Kabar Merek Motor TVS?

Ilustrasi pabrik sepeda motor TVS Motor di Indonesia. Foto: TVS Motor Company Indonesia

Berbicara soal kiprah brand sepeda motor asal India di Indonesia, tentunya tidak lupa nama-nama seperti Bajaj dan TVS Motor. Nama terakhir, meski lama tak terdengar bahkan sempat diisukan bangkrut, tetapi aktivitasnya hingga kini masih berjalan.

Buktinya, dalam kurun beberapa tahun, jenama di bawah naungan PT TVS Motor Indonesia ini kembali meluncurkan produk terbarunya di tanah air seperti Callisto, NTorq, dan XL100.

Sebagai salah satu anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pula, TVS juga punya pabrik perakitan di Karawang sejak tahun 2006.

“Kalau di pabrik TVS kita produksi beberapa tipe, untuk yang domestik sekarang itu dominasi Calisto, NTorq, Dazz, sama XL100,” ujar Brand Manager TVS Motor Indonesia, Ryan Rahadian kepada kumparan belum lama ini.

Motor skutik 125 CC baru TVS Ntorq 125 Race XP di Jakarta Fair Kemayoran 2022. Foto: Sena Pratama/kumparan

Selain untuk pasar domestik, Ryan menambahkan, pabrik tersebut juga memproduksi model-model untuk kebutuhan ekspor meliputi Rockz, Neo, dan Max.

“Sampai saat ini tujuan ekspor kami ada sekitar 30 negara-negara di Asia, Amerika Utara, Timur Tengah juga ada,” imbuhnya.

Adapun, pabrik TVS di Indonesia memiliki kapasitas produksi maksimal hingga 300.000 unit sepeda motor. Namun, realisasinya untuk kebutuhan domestik maupun impor jumlahnya saat ini hanya puluhan ribu unit.

“Kuartal satu tahun ini kurang lebih untuk yang domestik, yang roda dua sudah ada sekitar ribuan unit, 1.000-an unit secara wholesales. Kalau ekspornya jauh lebih tinggi, belum ada detail resminya tetapi bisa sampai 9.000-an something ya untuk periode yang sama,” jelas Ryan.

Skutik bergaya retro TVS Callisto. Foto: Dok. TVS Motor Company Indonesia

Model yang diproduksi pun beragam, selain masih merakit model lawas, produk baru mereka yang baru dirilis seperti Callisto, NTorq, dan XL100 pun juga sudah mulai dirakit lokal.

“Masih kita tawarkan di line up (lawas) kita karena itu masih produk ekspor, jadi produksi suatu model kan juga ada minimumnya ya. Jadi, kalau untuk ekspor kita bikin banyak, kalau sisa itu yang kita kasih untuk pasar Indonesia, by request,” terang Ryan.

Dirinya tak menampik bahwa belakangan brand berlogo kuda merah itu kurang bersinar di pasar Indonesia, jika dibanding dengan brand lainnya maupun di antara anggota AISI lainnya seperti Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki.

“Mulai tahun kemarin kita mau kembali fokus untuk pasar Indonesia. Nantinya akan tambah 15 diler dari yang sudah ada sampai akhir tahun 2022, merata di seluruh Indonesia, kemudian juga akan ada beberapa produk baru pada waktu mendatang,” papar Ryan.

***