news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa Untungnya Konsumen Beli Mobil Hybrid Toyota?

20 Juli 2019 8:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toyota C-HR Hybrid Foto: Gesit Prayogi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Toyota C-HR Hybrid Foto: Gesit Prayogi/kumparan
ADVERTISEMENT
Setidaknya sudah 10 tahun Toyota di Indonesia memasarkan mobil hybrid, mulai dari Prius (2009). Camry (2012), Alphard hingga terakhir CH-R. Penjualannya kemudian diklaim juga terus meningkat, bahkan sampai saat ini bila ditotal sudah mencapai 2.000-an unit.
ADVERTISEMENT
Di balik itu, ada fakta lainnya yang masih mengganjal. Konsumen mesti harus berkocek tebal buat bisa memboyong pulang model-model tersebut. Sebut saja Camry Hybrid yang harganya mencapai Rp 800 miliaran, Alphard tembus Rp 1 miliaran, dan C-HR maharnya setengah miliar lebih.
Ini tak dipungkiri jadi salah satu faktor yang membuat hybrid tak begitu menarik konsumen, terlepas dari pemahaman masyarakat soal kualitas lingkungan. Ya, walaupun ada uang untuk membelinya, sebenarnya apa urgensi dan keuntungan yang bisa langsung didapat?
New Camry Hybrid 2019. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Merespons hal tersebut, Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM), Anton Jimmy Suwandi setidaknya mengungkapkan beberapa poin yang bisa jadi keuntungan buat konsumennya.
“Kita bisa punya mobil yang konsumsi BBM-nya jauh lebih baik. Itu bukan hanya buat kepentingan kita saja, tapi negara merasakannya, impor BBM bisa turun ya,” ucapnya saat ditanyakan kumparan, Jumat (19/7).
ADVERTISEMENT
Tak berhenti sampai situ, Anton mengungkapkan soal emisi yang bisa tereduksi, mengikuti konsumsi bahan bakar yang berkurang. Meski seperti itu argumentasinya, tak bisa dipungkiri masih ada beberapa masyarakat yang mungkin tak peduli.
Toyota Prius PHEV. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
Berdasarkan hasil klaim penghitungan, C-HR bermesin ICE punya konsumsi bahan bakar di angka 12,3 km/l sementara versi hybrid-nya di 20,8 km/l. Pun dengan Camry mesin konvensional dan versi hybrid-nya, 13,1 km/l berbanding 22,3 km/l.
Nah, kata Anton, yang paling bisa dirasakan langsung oleh konsumen saat membeli hybrid yaitu soal kenyamanan. Berbeda dengan mobil konvensional, punya tingkat kebisingan jauh lebih rendah dan vibrasi yang minim. Efeknya di dalam kabin bisa lebih hening.
“Terakhir terkait maintenance, yang biayanya tak begitu jauh dengan yang mesin bakar biasa. Buktinya, seperti pada C-HR mesin bakar biasa dan hybrid biaya perawatan selama lima tahun masih di kisaran Rp 3,3 jutaan,” tuturnya.
Kendaraan hybrid Toyota. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
ADVERTISEMENT