Apakah Benar, Mobil Penggerak Depan Kurang Mumpuni di Tanjakan?

6 September 2021 11:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mitsubishi Xpander sedang melintas di tanjakan Sitinjau Lauik, Sumatera Barat. Foto: Sitinjau Lauik Truck Video
zoom-in-whitePerbesar
Mitsubishi Xpander sedang melintas di tanjakan Sitinjau Lauik, Sumatera Barat. Foto: Sitinjau Lauik Truck Video
ADVERTISEMENT
Ramai jadi perbincangan soal video yang memperlihatkan Mitsubishi Xpander kesulitan melibas tanjakan Sitinjau Lauik di Sumatera Barat, yang punya kemiringan jalan (slope) hingga 45 derajat.
ADVERTISEMENT
Ini berbuntut pada banyak pertanyaan masyarakat, terkait dengan kemampuan mobil dengan penggerak depan. Apakah memang kenyataannya punya kekurangan ketika melahap jalan menanjak?
Instruktur Keselamatan Berkendara dan Founder Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) Jusri Pulubuhu coba merespons hal tersebut.
Berdasarkan pengalamannya, dirinya sudah hafal sekali tikungan tersebut, karena sudah sangat sering melaluinya.
"Pada kasus tanjakan pada umumnya, khususnya di Sitinjau Lauik, variabelnya beragam tidak soal penggerak roda depan (FWD) atau belakang (RWD)," tutur Jusri kepada kumparan, Minggu (5/9/2021).
Dirinya juga mengamati, bahwa banyak sekali mobil dengan penggerak roda depan, bahkan dengan ukuran mesin kecil (1.000cc-1.200cc) dengan muatan penuh, lancar saja melalui tanjakan tersebut.
"Setelah kami amati videonya, faktanya kita lihat bagaimana kendaraan merayap, sempat berhenti dan dia spin, bahkan digas sampai burn out. Itu adalah kesalahan dari pengemudi," ucapnya
Mitsubishi Xpander yang digunakan konsumen di kebun sawit. Foto: dok. Sonny Eka Putra

Faktor pengemudi

Jusri mengatakan dalam kondisi ideal --kondisi lingkungan, tidak licin, muatan kendaraan normal-- untuk melibas jalan menanjak, semua jenis penggerak roda bisa melakukannya.
ADVERTISEMENT
Nah tinggal di sini adalah faktor pengemudinya. Apakah pengemudinya punya pengalaman dan teknik berkendara di tanjakan dengan benar, tidak panik dan lainnya.
"Karena kalau pengemudi panik dalam kondisi stop and go di tanjakan itu, tak memperhitungkan injakan pedal gas sehingga roda spin dan burn out, sehingga kehilangan traksi maka bisa gagal lewati tanjakan," ucapnya.
Mitsubishi Xpander sedang melintas di tanjakan Sitinjau Lauik, Sumatera Barat. Foto: Sitinjau Lauik Truck Video
Nah pengemudi harus paham langkah-langkah ketika melibas jalan seperti Sitinjau Lauik. Mulai dari menjaga jarak, untuk menjaga momentum mobil bergerak konstan, dan tak berhenti di tengah tanjakan.
"Pergerakan itu akan menimbulkan momentum, dan membuat bobot mobil jadi lebih enteng lantaran dibantu gerakan momentum bukan gerakan dari mesin saja. Artinya beban mesin jadi lebih enteng," kata Jusri.
ADVERTISEMENT
Dan bila terpaksa berhenti di tengah, pahami langkah-langkah untuk start menanjak kembali.
"Mulai dari aktifkan rem tangan, kemudian saat mau berjalan masukkan ke gigi 1, dan lepas kopling bertahap bersamaan injak gas secara perlahan, mobil terasa bergerak baru lepas rem parkir. Lakukan ini dengan halus," jelasnya.
Jadi saat bersamaan, tiga komponen itu --kopling, gas dan melepas rem parkir-- harus bekerja dengan ideal. Nah lakukan ini pada semua kondisi tanjakan.