Aturan Main Penggunaan Ban Vulkanisir untuk Kendaraan Besar

23 Maret 2020 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ban mobil Foto: dok. Steemit
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ban mobil Foto: dok. Steemit
ADVERTISEMENT
Di samping ban baru dan ban bekas, terdapat satu lagi jenis ban kendaraan yang biasa beredar, yaitu ban vulkanisir. Ban jenis ini sering digunakan pada kendaraan besar seperti bus dan truk.
ADVERTISEMENT
Secara teknis, ban vulkanisir merupakan ban bekas yang sudah mengalami rekondisi sehingga bisa digunakan lagi layaknya ban baru. Prosesnya yaitu dengan cara mengganti tapak ban yang sudah tipis dengan lapisan karet dan alur kembang baru.
"Ban vulkanisir itu biasanya dikikis dulu permukaannya supaya rata, terus dikasih tapak lagi dan alurnya dibentuk, sering disebut juga retread tire," kata Customer Engineering Support Manager Michelin Indonesia, Wahid Suharyoko, beberapa waktu lalu.
Menurut Wahid, ban ini banyak menjadi pilihan karena harganya lebih terjangkau dibanding jika membeli baru. Penjualnya pun kerap ditemukan di pinggir jalan, terutama di wilayah yang sering dilewati kendaraan besar.
Namun, dari segi keselamatan, ban ini patut diwaspadai karena meski sudah direkondisi, kualitasnya tetap sama dengan ban bekas.
ADVERTISEMENT
"Memang boleh dipakai, tapi yang jadi persoalan aman tidaknya tergantung dari bagaimana kualitas pengerjaannya saja, pemilihan bahannya (ban bekas) itu harus jangan yang udah bolong-bolong dipakai, lalu prosesnya harus benar," ujarnya.
Ilustrasi ban vulkanisir. Foto: Dok. hancockcountytire
Maksimal dua kali
Soal pemakaian, Wahid menyarankan ban bekas sebaiknya maksimal dua kali divulkanisir. Hal ini berkaitan dengan usia pakai, meski terus menerus direkondisi namun struktur karet pada bahan ban vulkanisir bisa saja sudah tidak elastis atau getas.
Apalagi ia tidak merekomendasikan kendaraan yang memakai ban vulkanisir dipacu dengan kecepatan tinggi. Tempelan alur berisiko tidak kuat dan rawan terkelupas saat terlalu panas bergesekan dengan aspal.
"Maksimal bisa direkondisi 2 kali. Lebih dari itu tidak rekomendasi ya, takutnya (struktur karet)sudah lemah juga bisa mudah pecah. Kalau lama dipakai kan ban itu bergesekan dengan aspal lebih sering mengalami panas, ada kemungkinan lebih getas karetnya," paparnya,
ADVERTISEMENT
Jangan dipakai di depan
Ilustrasi ban vulkanisir. Foto: Dok. sttc.com
Selain itu, jangan pasang ban vulkanisir sebagai ban depan truk. Tentu saja, hal ini untuk menghindari jika ban pecah, kendaraan akan lebih sulit dikendalikan.
"Boleh dipakai, tapi jangan di sumbu pengendali. namanya itu ban lama yang usai pakainya sudah berkurang dan kualitas tapaknya berkurang pasti tidak sebaik ban baru, itu sudah pasti," pungkasnya.